Kisah Nenek Pakande, Cerita Rakyat asal Sulsel Pemangsa Anak-anak
"Oh cucu-Cucu di mana kamu berada?"
"Ada, saya di sini Nenek". kata si cicak.
Nenek itu melompat lagi naik ke loteng lalu memanggil lagi.
"Oh Cucu-Cucu di mana engkau berada?" menyahut lagi cicak di puncak rumah. Katanya, "Saya di puncak rumah,".
Nenek Pakande terus naik ke puncak rumah, tetapi tidak ditemui cucunya. Saat itu sang nenek melihat kudanya sayup-sayup di muka.
Sang nenek lalu mengejar kedua anak tersebut dengan menggunakan kudanya. Tiada berapa lama berkejar-kejaran, kedua anak itu pun sudah mulai tampak.
Saat Nenek Pakande sudah mendekati mereka, si Bungsu selalu berteriak ketakutan.
"Celakalah kita kakak, celakalah kita Kakak.. sudah dekat Nenek Pakande. sudah dekat," kata sang adik.
Sang kakak yang mengetahui lau menjawabnya, "Biarkan. biarkan". katanya.
Kemudian, si sulung berteriak, 'lemparkan, lemparkan botol tempat nyawa Nenek Pakande!" Sang adik dengan cepat melemparkan botol itu ke bawah dan mengenai batu hingga pecah. Botol pecah Nenek Pakande pun mati.
Editor: Candra Setia Budi