Pemulangan 360 Santri Gontor asal Sulsel Dikawal Ketat Tim Penanganan Covid-19

MAKASSAR, iNews.id - Sebanyak 360 santri asal Pondok Pesantren Gontor yang pulang ke kampung halaman di Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui pengawalan ketat tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Setibanya di rumah, mereka para santri ini diminta melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsigaan BPBD Sulsel, Endro Yudo Waryono mengatakan, hari ini terdata ada 230 santri yang dijadwalkan pulang ke Sulsel, melalui Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
"Hari ini ada 230 santri yang dijadwalkan pulang. Kemarin (Minggu) ada 130 orang," kata Endro di Kota Makassar, Sulsel, Senin (13/4/2020).
Menurut dia, proses pemulangan para santri ini bekerja sama dengan ikatan keluarga alumni Pesantren Gontor di Sulselbar. Mereka juga mendapat pengawalan ketat mulai dari tiba di Kota Makassar, hingga ke kampung halamannya masing-masing.
Kepulangan para santri ini didahului dengan pemeriksaan kesehatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim). Edukasi selama tiga hari juga telah dilakukan sebagai persiapan pembekalan untuk pulang.
Sementara di Bandara Juanda Surabaya mereka menjalani pemeriksaan kembali. Bila dinyatakan lolos, baru diizinkan pulang. Sejauh ini, dari 130 santri yang sudah tiba di Sulsel, mereka dalam kondisi baik.
"Perlu kami sampaikan secara umum kesehatannya baik, karena di pondok, tiga hari sebelum dipulangkan dilakukan edukasi dan pemeriksaan di Bandara Surabaya untuk bisa pulang," ujar Endro.
Begitu pula ketika turun dari pesawat, tim kesehatan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar langsung melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan edukasi terkait karantina mandiri selama 14 hari.
"Alhamdulillah keluar dari bandara semuanya bisa pulang ke rumah masing-masing karena mereka tidak ada yang terindikasi di bawah standar atau di atas standar," katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel, HM Husni Thamrin, menambahkan kedatangan para santri dijemput langsung orang tuanya. Namun mereka telah terdata dan tim juga langsung berkoodinasi dengan kabupaten/kota.
"Ketika tiba di rumahnya mereka harus karantina mandiri karena telah masuk status ODP (Orang Dalam Pemantauan), sementara yang monitor adalah dinas kesehatan setempat bersama puskesmas," ujar dia.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal