Detik-Detik Mencekam! Kala Pangdam Hasanuddin M Jusuf Dihujani Tembakan di Pinrang
JAKARTA, iNews.id - Pangdam Hasanuddin Kolonel M Jusuf nyaris direnggut maut. Bersama pasukannya dia dihujani tembakan anak buah Andi Selle Mattola, pentolan pemberontak di Pinrang. Pengawal M Jusuf bahkan gugur ditembus peluru.
Peristiwa mencekam itu terjadi hanya beberapa saat setelah perundingan antara M Jusuf dan Andi Selle terjadi. Kelak, dalam perjalanan waktu M Jusuf diangkat Presiden Soeharto sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI.
Cerita pertempuran bermula ketika Kolonel M Jusuf mendadak mendatangi Pos Komando Batalyon 330 di Enrekang pada 4 April 1964. Kedatangannya pun mengagetkan danyon dan pasukannya. Usai makan siang, Jusuf baru menceritakan maksud kunjungan itu.
“Besok aku akan mengadakan pertemuan dengan Andi Selle agar ia kembali ke jalan yang benar. Sebagai putera Sulawesi, saya ingin mengajaknya baik-baik untuk bersama-sama membangun Sulawesi ini,” kata Jusuf, dalam buku ‘Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit’ karya Atmadji Sumarkidjo, dikutip Minggu (1/8/2021).

Menurut Atmadji, bertahun-tahun kemudian M Jusuf menceritakan hal sama tentang Andi Selle. Jusuf meyakini musuh utama pemerintah yakni Kahar Muzakkar. Sementara Andi Selle hanya oportunis belaka yang mengambil keuntungan dari situasi.
Menurut M Natsir dalam tesis bertajuk ‘Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Massenrengpulu: Studi tentang Integrasi Gerilya ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia’, setelah diresmikannya batalyon Andi Selle dalam Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) terjadi ketegangan antara Sele dengan Kahar Muzzakar.
M Jusuf Diberondong Tembakan
Minggu (5/4/1964), Pangdam M Jusuf berangkat ke Pinrang dikawal satu peleton dari Kompi E/330. Sebelum berangkat, komandan kompi telah mempersiapkan 10 prajurit terbaik untuk menjadi pengawal pribadi perwira kelahiran Kajuara, Bone tersebut.
Lokasi perundingan itu di sebuah bangunan Bulog di Desa Leppangeng. Ketika Kompi E/330 tiba di lokasi ternyata ada ratusan orang berseragam hijau dan bertopi baja sudah menunggu di sepanjang jalan. Mereka, tentara Andi Selle.
Editor: Zen Teguh