get app
inews
Aa Text
Read Next : Soeharto Disebut Penuhi Syarat jadi Pahlawan Nasional, Ini Respons Mensos

Detik-Detik Mencekam! Kala Pangdam Hasanuddin M Jusuf Dihujani Tembakan di Pinrang

Minggu, 01 Agustus 2021 - 20:00:00 WITA
Detik-Detik Mencekam! Kala Pangdam Hasanuddin M Jusuf Dihujani Tembakan di Pinrang
Menhankam/Pangab Jenderal TNI M Jusuf (kanan) dalam sebuah upacara yang dihadiri Presiden Soeharto. (Foto: Khastara Perpusnas).

JAKARTA, iNews.id - Pangdam Hasanuddin Kolonel M Jusuf nyaris direnggut maut. Bersama pasukannya dia dihujani tembakan anak buah Andi Selle Mattola, pentolan pemberontak di Pinrang. Pengawal M Jusuf bahkan gugur ditembus peluru.

Peristiwa mencekam itu terjadi hanya beberapa saat setelah perundingan antara M Jusuf dan Andi Selle terjadi. Kelak, dalam perjalanan waktu M Jusuf diangkat Presiden Soeharto sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI.

Cerita pertempuran bermula ketika Kolonel M Jusuf mendadak mendatangi Pos Komando Batalyon 330 di Enrekang pada 4 April 1964. Kedatangannya pun mengagetkan danyon dan pasukannya. Usai makan siang, Jusuf baru menceritakan maksud kunjungan itu.

“Besok aku akan mengadakan pertemuan dengan Andi Selle agar ia kembali ke jalan yang benar. Sebagai putera Sulawesi, saya ingin mengajaknya baik-baik untuk bersama-sama membangun Sulawesi ini,” kata Jusuf, dalam buku ‘Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit’ karya Atmadji Sumarkidjo, dikutip Minggu (1/8/2021).

Pangdam Hasanuddin Kolonel M Jusuf saat menemui Kahar Muzakkar. Kahar gagal dibujuk turun gunung. (Foto: dok buku M Jusuf).
Pangdam Hasanuddin Kolonel M Jusuf saat menemui Kahar Muzakkar. Kahar gagal dibujuk turun gunung. (Foto: dok buku M Jusuf).

Menurut Atmadji, bertahun-tahun kemudian M Jusuf menceritakan hal sama tentang Andi Selle. Jusuf meyakini musuh utama pemerintah yakni Kahar Muzakkar. Sementara Andi Selle hanya oportunis belaka yang mengambil keuntungan dari situasi.

Menurut M Natsir dalam tesis bertajuk ‘Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Massenrengpulu: Studi tentang Integrasi Gerilya ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia’, setelah diresmikannya batalyon Andi Selle dalam Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) terjadi ketegangan antara Sele dengan Kahar Muzzakar.

M Jusuf Diberondong Tembakan

Minggu (5/4/1964), Pangdam M Jusuf berangkat ke Pinrang dikawal satu peleton dari Kompi E/330. Sebelum berangkat, komandan kompi telah mempersiapkan 10 prajurit terbaik untuk menjadi pengawal pribadi perwira kelahiran Kajuara, Bone tersebut.

Lokasi perundingan itu di sebuah bangunan Bulog di Desa Leppangeng. Ketika Kompi E/330 tiba di lokasi ternyata ada ratusan orang berseragam hijau dan bertopi baja sudah menunggu di sepanjang jalan. Mereka, tentara Andi Selle.

Pasukan Siliwangi yang hanya satu kompi ditambah sejumlah kecil pasukan Raiders dari Kodam Hasanuddin akhirnya berbaur dengan mereka. Semua bersenjata lengkap. Suasana pun sangat tegang.

Menurut sejarawan Anhar Gonggong, dikutip Atmadji, perundingan berjalan baik. Keduanya keluar dari bangunan itu lantas naik mobil bersama. Kendaraan itu sebelumnya ditumpangi Jusuf dari Makassar, yakni sedan Dodge 1400 merah tua.

Menhankam/Pangab Jendral TNI M Jusuf (kanan) dan Pangkopkamtib Laksamana TNI R dalam sidang Kabinet terbatas bidang Polkam di Bina Graha 19 Juli 1978. (Foto: Khastara Perpusnas).
Menhankam/Pangab Jendral TNI M Jusuf (kanan) dan Pangkopkamtib Laksamana TNI R dalam sidang Kabinet terbatas bidang Polkam di Bina Graha 19 Juli 1978. (Foto: Khastara Perpusnas).

Tujuan mereka, rumah dinas Bupati Pinrang Andi Makkulau. Anhar menyebut dalam perjalanan itu, di sebuah pertigaan, mobil yang seharusnya belok ke kanan menuju rumah bupati, tetap melaju lurus seolah-olah hendak menuju Pare-Pare.

Namun menurut Adang S dalam buku ‘Pertempuran di Jembatan Lasape’,  yang juga dinukil Atmadji, jip Mambo yang ditumpangi pengawal Andi Selle lah yang mula-mula menyalip mobil M Jusuf. 

Pengawal Andi Selle yang bersenjata Bren itu seketika melompat. Kejadian ini lah yang akhirnya memicu pertempuran berdarah. 

Pengawal Gugur

Sadar situasi menjadi kacau, M Jusuf keluar dari mobil. Begitu juga Andi Selle. Kepada Peltu Daud Supriyanto yang melindunginya, M Jusuf memerintahkan untuk menangkap Selle.

Akan halnya Selle, dia berteriak keras ke anak buahnya. “Tembak Panglima!”.

Berondongan tembakan segera memecah hari. Pasukan Siliwangi bertempur dengan anak buah Andi Selle. Di tengah desingan peluru dan ledakan granat, Peltu Daud cepat melompat mendekati M Jusuf.

Dia rangkul Pangdam Hasanuddin itu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang senapan Jungle Rifle. Jusuf dibawa lari ke mobil Gaz.

Petaka menimpa Daud. Ketika melindungi dan mengamankan komandannya itu sebuah peluru menembus dadanya. Daud gugur seketika.

Jusuf cepat-cepat dibawa ke mobil Gaz dengan dilindungi pengawal yang lain, Praka Makmun Winata. Jusuf selamat dari baku tembak sangat mencekam itu.

Editor: Zen Teguh

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut