Ketika Ramadhan hampir tiba
Ingin rasa nya lebih dekat dengan Mu
Dengan segala kekurangan
Untuk menjemputmu dengan jiwa yang bersih
Ya Rabb beri hamba untuk merasakan
hari hari yang indah didalamnya
Dengan beribadah ,dan mencapai malam lailatul Qadar
Dengan segenap jiwa
8. Rantai Kebebasan
Oleh: Rinda
Tak diam melengkapi ikhtiar
Tak rasa lipatan rindu terobati
Rangkaiannya hampir sempurna
Mendekati sempurna
Asa akan sampai di penghujung
Raga tak pernah sabar menanti
Jiwa melayang untuk merasai kenikmatan
Mimpi pun berpendar menjadi simbol kenyataan
Rantai kebebasan
Menghampiri doa yang sempat tertahan
Menjadikan doa pasti terkabulkan
Rantai kebebasan
Menghampiri mimpi yang segera sampai
Menjadikan cita menjadi kenyataan
Aku lepaskan rantai kebebasan
Untuk lebih banyak meminta padaMu
Untuk lebih banyak memohon padaMu
Untuk lebih banyak mengemis padaMU
Aku lepaskan rantai kebebasan
Untuk membuktikan cinta padaMu
Untuk menunjukkan sayangku padaMu
Untuk menunjukkan kangenku pada wajahMu
Aku lepaskan rantai kebebasan
Untuk senantiasa duduk disampingMu
Untuk mendayu bersama syairMu
Untuk menjadi penyair sejatiMu
Untuk menjadi pendoa abadiMu
Dan Aku lepaskan rantai kebebasanku
Sebebas do'a yang akan kusampaikan
Sebebas angin yang akan membawa pergi
Sebebas kekhusyu'an yang pernah diajarkan
Sebebas yang aku mau dan aku inginkan
Dan aku lepaskan rantai kebebasanku
Sebebas yang aku butuhkan
Agar aku kembali bebas untuk mencintaiMu
MencintaiMu, diantara degupan yang hampir tak pernah tenang
Agar aku kembali bebas untuk mencintaiMu
Diwaktu lain, yang berbeda dari kali ini duhai Ramadhan dan i'tikaf
9. Haru Biru
Oleh: Ummu Aisyah
Haru biru aku...
Merasuk hatiku
Menatapmu
Menyambut kehadiranmu
Haru biru aku...
Menghinggapiku
Karna rindu
Tuk bersua dengan mu
Haru biru aku...
Menyelimutiku
Merangkai pengabdian
Disetiap detikmu
Haru biru aku...
Menyesakkanku
Mengharap Ilahi
Ridhoi amalku
Haru biru aku...
Menggelayutiku
Berlari dan tertatih
Gapai kemuliaanmu
Haru biru aku...
Padamu ramadhan
Yang punya kemuliaan
Melebihi seribu bulan
10. Izinkan Aku Kembali
Oleh: Yusuf
Sebelas bulan berlalu
Dosa dan salah terus berlaku
Tenggelam dalam nikmatnya waktu
Adalah hamba insan berhati batu
Kenapa ku bangga dengan kebohongan
Kenapa ku puas dengan kemunafikan
Kenapa ku menikmati tiap tetes hinaan
Aku sangat tidak pantas
Ya Rabb
Diatas dahsyatnya siksa kemalangan
Izinkan aku masuk mereguk RamadhanMu
Biarkan aku menahan perihnya kesabaran
Kuatkan kakiku menopang shalat-shalat malamMu
Bebaskan aku menikmati manisnya zikirMu
Ceriakan aku dengan gema takbirMu
Ringankanlah jalanku
Tak ada yang kuharap dariMu
Kecuali pintu ampunan atas salahku
Terimalah doaku
Terimalah aku
11. Di Bawah Rindang Maghfirahmu
Oleh: Ririen
Menelungkup..
Di dipan kayu usang nan lapuk Di dipan kayu usang nan lapuk
Tanpa suara..
Menghitung debu- Menghitung debu-debu kotor di langit jiwa debu kotor di langit jiwa
Lalu berteriak memecah debu
Tak juga hancur
Berbisik pun
Takbuat luluh buat luluh
Ah, aku lelah...debu ini terlalu tebal
Hei..lihatlah!
Seonggok diri yang hina
Mementaskan tarian jiwa
Bersimpuh Bersimpuh khusyuk khusyuk
Pada Doa Tobat Pada Doa Tobat
Menangis..
Dada bergetar...
Raungan sesal Raungan sesal menggelegar... menggelegar...
Tarian jiwa makin menggila
Menghentak
Air mata mengalirkan asa
Berharap Arasy~Mu berguncang
Allahu...Allahu..Allahu..
Jeda..
Kupicingkan mata mengintip
Ah..gumpalan debu itu masih melekat Ah..gumpalan debu itu masih melekat di kalbu pekat kalbu pekat
Tapi Engkau masih memberiku Ramadhan
Maka...
Perkenankan aku berteduh
dalam Rindang Maghfiroh- dalam Rindang Maghfiroh-Mu...
Allahu...Allahu..Allahu..
Demikian ulasan mengenai puisi menyambut bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat!
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait