get app
inews
Aa Text
Read Next : Menegangkan! Eksekusi Rumah Adat di Tana Toraja Diwarnai Lemparan Batu dan Gas Air Mata

Suku yang Mendiami Daerah Sulawesi

Jumat, 12 Agustus 2022 - 15:04:00 WITA
Suku yang Mendiami Daerah Sulawesi
Makam Batu Lemo di Tana Toraja ((Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Suku yang mendiami daerah Sulawesi jumlahnya tergolong banyak. Pulau Sulawesi yang terbagi enam provinsi ini tentunya memiliki beragam suku.

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang kaya akan suku dan budaya. Sehingga tidak aneh jika setiap pulau di Indonesia memiliki suku yang mendiami lokasi tersebut.

Berikut suku yang mendiami daerah Sulawesi yang harus kamu ketahui;

1. Suku Bugis

Tradisi Mappasikarawa Suku Bugis (Foto: Instagram/bugis.wedding)
Tradisi Mappasikarawa Suku Bugis (Foto: Instagram/bugis.wedding)

Suku Bugis merupakan suku asli dari Pulau Sulawesi . Suku Bugis merupakan salah satu suku yang terkenal di Indonesia. Mereka memiliki keahlian sebagai pelaut yang ulung.

Nenek moyang dari suku Bugis merupakan seorang pelaut yang gemar mengarungi samudra luas, dan berkeliling dunia. Suku Bugis paling banyak tersebar di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Suku Bugis bisa dikatakan sebagai suku yang termasuk ke dalam golongan suku Deutro Melayu atau Melayu Muda dan melakukan bermigrasi pada sekitar 3000 SM hingga 1200 SM.  Dengan keberanian mereka merantau ke luar pulau dan mengarungi laut, membuat suku Bugis memiliki populasi yang besar, baik itu di dalam Sulawesi maupun diluar pulau Sulawesi. 

2. Suku Toraja

Makam Batu Lemo di Tana Toraja. (Foto: ronaldexplorer93)
Makam Batu Lemo di Tana Toraja. (Foto: ronaldexplorer93)

Suku yang mendiami daerah Sulawesi selanjutnya suku Toraja merupakan suku asli daerah Sulawesi  tepatnya di daerah Sulawesi Selatan. Masyarakat Toraja tinggal di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. 

Mereka memiliki keunikan yang sudah terkenal hingga seantero nusantara, yakni memiliki rumah adat yang unik, yaitu rumah tongkonan. Wisata Toraja saat ini menjadi destinasi wisata favorit bagi warga Sulawesi Selatan, bahkan mancanegara.

Masyarakat Toraja mengandalkan kehidupan dengan cara berladang dan berkebun. Untuk komoditas andalan dari suku Toraja ini yakni sayuran, cengkih, cokelat, lada, vanili, dan kopi. Dengan letak geografis yang berada di perbukitan dan pegunungan, menguntungkan mereka untuk berkebun karena memiliki suhu yang sejuk.

3. Suku Mandar

Suku yang mendiami wilayah Sulawesi berikutnya yakni suku Mandar. Suku Mandar merupakan suku asli dari Provinsi Sulawesi Barat, yang sebelumnya bergabung dengan wilayah Sulawesi Selatan, sebelum melakukan pemekaran.
 
Suku Mandar mendiami beberapa daerah di pulau Sulawesi, namun mayoritas mendiami wilayah Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan juga Sulawesi Tengah. Suku ini mayoritas memeluk agama Islam, namun ada juga suku Mandar yang menganut kepercayaan protestan.

Suku Mandar kehidupannya sangat dekat dengan laut, maka banyak dari masyarakat suku Mandar yang berprofesi sebagai nelayan. Acara tradisional mereka sangat dekat kaitannya dengan melaut.

Salah satunya yakni acara Mappande Sasi. Acara adat ini bertujuan untuk menolak bala ketika nelayan pergi melaut, dan bisa ke tempat asal dengan selamat.

4. Suku Makassar

Suku Makassar ini merupakan suku keturunan Melayu muda yang menempati wilayah pesisir selatan pulau Sulawesi. Mayoritas suku Makassar ini tinggal di wilayah Kota Makassar.

Namun, banyak juga keturunan suku Makassar yang tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, seperti di Kabupaten Gowa, Jeneponto, Maros, dan beberapa daerah lainnya. Suku Makassar dikenal dengan sifat mereka yang mangkasara atau terbuka dengan orang lain, sehingga mereka mudah bergaul, humble, dan banyak disukai oleh banyak orang.

Keturunan suku Makassar merupakan orang yang sangat menjunjung tinggi demokrasi dalam pemerintahan. Maka dari itu, banyak diplomat yang berasal dari suku Makassar, salah satunya yakni Najib Razak, mantan perdana menteri Malaysia.

5. Suku Minahasa

View this post on Instagram

A post shared by Alok Binzima (@alok_binzima)

Suku Minahasa merupakan suku yang berasal dari Sulawesi Utara. Mereka mayoritas menganut kepercayaan nasrani, sebagai agama yang mereka yakini.

Suku Minahasa ini merupakan suku yang terbesar di Provinsi Sulawesi Utara. Suku Minahasa sehari-hari berkomunikasi menggunakan bahasa Manado, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, dan bahasa Tontemboan.

Mereka memiliki kebudayaan yang khas seperti masambo, tari maengket, tari kabasaran, tari katrili dan kuga tari mesalai. Adapun, salah satu alat musik yang terkenal dari suku Minahasa yakni kolintang, yaitu alat musik yang cara mainnya dipukul dengan bahan dasar bambu dalam pembuatannya.

6. Suku Balaesang

Suku Balaesang merupakan suku yang menempati wilayah Sulawesi Tengah.  Masyarakat suku Balaesang di Donggala dan mereka masih masuk ke dalam sub-suku Tomini.

Suku Balaesang dikenal dengan kearifan lokal kehidupannya yang menyatu dengan alam. Segala kehidupan mereka sangat bergantung dari alam. Mereka pun sangat memuliakan alam dan tidak boleh seorang pun merusak alam. Hal itu akan mengganggu ekosistem dan kehidupan yang ada disana.

Salah satu kegiatan yang ditentang keras di sana yakni tidak boleh menggunakan perahu mesin di Danau Rano, dan juga tidak boleh membuang sampah sembarangan dan pembalakan hutan secara liar.  Salah satu upacara adat dari suku ini yakni festival Rano Balaesang, sebagai bentuk perjuangan petani dalam mempertahankan tanah warisan leluhur, untuk digunakan sebagai lahan mata pencaharian.

7. Suku Buton

Suku yang mendiami wilayah Sulawesi berikutnya yakni adalah suku Buton. Suku ini merupakan suku asli dari Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Suku ini menempati pulau Buton dan mereka dikenal sebagai pelaut yang handal dan pernah menjelajah lautan Nusantara. Letak geografis mereka mayoritas  dikelilingi oleh lautan, membuat mata pencaharian suku ini yakni sebagai nelayan.

Kebanyakan dari mereka memeluk agama islam, dalam menganut kepercayaannya. Untuk bahasa sehari-hari mereka menggunakan bahasa Wolio, yang mana bahasa tersebut juga dijadikan bahasa resmi dalam kerajaan Buton di Sulawesi Tenggara.

8. Suku Tolaki

View this post on Instagram

A post shared by Tolaki Indonesia (@tolakinesia)

Suku berikutnya yakni suku Tolaki yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara. Suku ini kebanyakan tinggal di wilayah Kendari dan Kolaka. Mayoritas dari mereka memeluk agama islam.

Suku yang mendiami daerah Sulawesi ini mengandalkan sektor pertanian dan peternakan. Mereka biasanya menanam padi, mengelola sagu, beternak sapi atau kerbau dalam mengisi kegiatan sehari-hari, sekaligus kegiatan untuk menghasilkan uang.

Kebudayaan khas suku Tolaki sendiri yakni adalah tarian Mondotambe. Tarian ini biasanya kerap ditampilkan saat ada event berskala besar untuk menjemput tamu besar, misalnya saat pembukaan Festival Teluk Kendari (Festek) yang kerap dihadiri beberapa tamu penting. Tarian lain khas suku Tolaki yakni tari lulo.

9. Suku Pattae

Suku ini merupakan suku yang berasal dari Sulawesi Barat, tepatnya dari Polewali Mandar. Suku ini tiap harinya berkomunikasi dengan bahasa Pattae, yakni bahasa khas suku Pattae.

Suku ini menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian, dan memiliki komoditi unggulan yakni jagung dan juga padi. Masyarakat dari suku Pattae ini mayoritas memeluk agama Islam.

Maka dari itu kebudayaan dari suku ini kental akan nuansa Islam, salah satunya yakni Pabongan atau Mabongi. Acara ini biasanya dilakukan untuk mengenang hari kematian sanak saudara yang telah meninggal dunia, dengan cara mendoakan dan mengirim yasin dan tahlil.

10. Suku Talaud

Suku terakhir yang menempati wilayah Sulawesi yakni suku Talaud. Suku ini merupakan suku yang menempati wilayah kepulauan Sangir di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara dan sekaligus penduduk asli wilayah setempat.

Mereka mengandalkan hasil bumi sebagai mata pencaharian mereka, apalagi umbi-umbian menjadi komoditas unggulan di pasar guna diperjualbelikan. Bahasa yang digunakan yakni bahasa talaud dalam komunikasi sehari-hari.

Kebudayaan dari suku ini yakni dengan menggelar acara tulude. Acara ini sebagai bentuk acara dalam mengungkapkan rasa syukur pada tuhan, dan acara ini sebagai bentuk peribadatan mereka pada sang pencipta.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut