get app
inews
Aa Text
Read Next : Tawuran di Makassar, 3 Warga Luka Kena Anak Panah 1 Motor Terbakar

Sebanyak 1.500-an Warga Sulsel Jalani Rapid Test

Kamis, 16 April 2020 - 11:30:00 WITA
Sebanyak 1.500-an Warga Sulsel Jalani Rapid Test
Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah saat menjemput ratusan santri dari Jatim di Bandara Sultan Hasanuddin, Kota Makassar, Rabu (15/04/20220). (Foto: Pemprov Sulsel)

MAKASSAR, iNews.id - Sebanyak 15.000-an warga di Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah menjalani rapid test virus corona. Jumlah tersebut belum termasuk warga yang melakukan pemeriksaan secara mandiri di rumah sakit.

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengatakan, diperkirakan lebih dari 15.000-an warga yang sudah melakukan deteksi dini Covid-19 dengan rapid test.

"Sebanyak 15.000-an orang sudah kita lakukan di Sulsel, belum lagi keinginan sendiri, yang berarti lebih dari jumlah itu," katanya di Makassar, Rabu.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari, pemeriksaan ini dilakukan kepada orang yang masuk kategori pemantauan atau ODP dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang tersebar di 24 kabupaten/kota.

Menurut dia, meski hasilnya tidak akurat 100 persen, namun efektif untuk deteksi dini. Dengan rapid test, mereka yang khawatir telah berinteraksi dengan pasien diduga positif Covid-19 bisa melakukan screening awal.

"Karena itu, kami mengambil tindakan untuk melakukan rapid test kepada seluruh warga Sulsel yang telah melakukan perjalanan dari luar daerah," ujar dia.

Sebelumnya sebanyak 235 santri dari pesantren di Jawa Timur asal Sulsel. Dari hasil rapid test ini semua santri tersebut dinyatakan negatif. Namun tetap harus isolasi mandiri selama 14 hari.

"Alhamdulillah semuanya negatif. Mereka diperbolehkan dijemput keluarga, kita juga telah mengedukasi keluarga mereka untuk lakukan isolasi selama 14 hari," katanya.

Meski demikian, Ichsan mengemukakan, tidak semua yang memiliki hasil positif dari tes cepat juga akan menemui hasil sama pada pemeriksaan swab.

"Tes cepat bisa positif kepada orang-orang cross reaction, ada virus memang di dalam tubuhnya tetapi itu bukan corona, ini dinamakan positif palsu tetapi sedikit saja," katanya.

Editor: Andi Mohammad Ikhbal

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut