Momen Dramatis Evakuasi Bayi Disundut Rokok dan Disandera Ayah di Pinrang, Polisi sampai Menangis Terisak

PINRANG, iNews.id – Video bayi 16 bulan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dianiaya, digantung dan disundut rokok oleh ayah kandung viral di media sosial. Kondisinya memprihatinkan dan wajahnya penuh luka bekas sundutan rokok saat dievakuasi, hingga seorang polisi tak kuasa menahan tangis.
Polisi tersebut tampak menangis terisak-isak sambil mengusap-usap kepala bayi yang digendong rekannya polisi. Dalam video juga terlihat dia sesekali mengusap air matanya sambil memandangi bayi yang minum susu di gendongan polisi. Saat mendengar kesaksian dari warga mengenai penganiayaan yang dialami sang bayi, polisi tersebut kembali menangis.
Pelaku diketahui sempat menggantung anaknya berinisial AR dan memvideokan kejadian itu hingga viral di media sosial. Polisi yang mendapat informasi dari warga mendatangi rumah pelaku di Dusun Tosulo, Desa Massulo Walie, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, dan berusaha untuk bernegosiasi agar pelaku menyerahkan diri, Minggu, 4 Agustus 2024.
Polisi akhirnya berhasil mengevakuasi AR yang sempat disandera oleh ayah kandungnya selama 16 jam. Sementara pelaku bernama Sandi (25) telah diamankan. Dari pemeriksaan polisi, pelaku mengaku tega menganiaya anak kandungnya dipicu kekesalan pada sang istri yang meminta bercerai.
Setelah ayahnya diamankan, bayi korban kekerasan itu kini ditangani Polres Pinrang. Korban mendapat penanganan intensif di Poliklinik Mapolres Pinrang untuk perawatan luka-lukanya. Kondisi korban kini berangsur membaik namun masih sedikit trauma.
"Dari perkembangan yang kami amati, kondisi anak cukup stabil untuk anak seusianya. Namun kami amati, memang korban seperti mengalami trauma, khususnya kalau berada di tempat ketinggian, seperti ketakutan," kata Kapolres Pinrang AKBP Andiko Wicaksono, Selasa (6/8/2024).
Andiko mengatakan, meskipun kondisi korban dianggap sudah membaik, polisi akan mendatangkan psikolog untuk memulihkan kondisi psikologinya.
"Kami perlu memastikan dan perlu asistensi dari psikolog. Kami masih menyesuaikan waktu untuk mendatangkan psikolog dari Sidrap karena di Pinrang boleh dikatakan tidak ada," ujarnya.
Editor: Maria Christina