get app
inews
Aa Text
Read Next : 891 Rumah di Deliserdang Terendam Banjir, BNPB Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem

Banjir Bandang di Luwu Utara Rusak 213 Rumah, Ratusan Warga Masih Mengungsi

Rabu, 15 Juli 2020 - 23:27:00 WITA
Banjir Bandang di Luwu Utara Rusak 213 Rumah, Ratusan Warga Masih Mengungsi
Banjir bandang di Luwu Utara merusak 213 rumah dan ratusan warga mengungsi. (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.idBanjir bandang yang menerjang Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) Senin (13/7/2020) malam telah meusak 213 rumah. Bencana yang terjadi akibat hujan deras itu juga memaksa ratusan warga mengungsi.

Berdasarkan laporan BPBD Luwu Utara, Rabu (15/7/2020) sore, pascabanjir sebanyak 156 KK (655 jiwa) mengungsi dan 4.202 KK (15.994 jiwa) terdampak. Sedangkan kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur.

Selain itu, satu kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian satu meter, jembatan antardesa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1-4 meter.

“BPBD Kabupaten Luwu Utara dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas dan operasional pos komando. Alat berat berupa 4 unit eksavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba, dan 6 unit di Kecamatan Baebunta,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.

Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB juga mencatat 21 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. Data tersebut bersumber dari Basarnas per Rabu sore.

Selain korban jiwa, tim SAR gabungan masih mencari korban yang hilang. Para personel terus melakukan pencarian 2 orang yang dinyatakan dalam pencarian.

Dampak bencana teridentifikasi di enam kecamatan, yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.

“Lebih dari 1.500 warga berhasil diselamatkan oleh petugas di lapangan, sedangkan korban luka telah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit,” ujar Raditya.

Kondisi terkini, kata dia, PLN masih melakukan perbaikan jaringan listrik. Selain itu, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak. Personel di lapangan harus memutar sejauh 10 km dalam mengakses lokasi terdampak.

“Kebutuhan mendesak berdasarkan kaji cepat awal berupa air bersih, obat-obatan dan makanan siap saji,” ucapnya.

Menurut BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari terakhir. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang. BNPB masih mengumpulkan data-data lapangan untuk menganalisis pemicu terjadinya banjir bandang tersebut.

Terkait dengan kondisi pandemi saat ini, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah dengan kategori risiko rendah atau berada pada zona kuning. BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk waspada dan cermat dalam prosedur penanganan warga terdampak pascabanjir, khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut