"Mungkin karena ketersediaan bahan baku, jadi banyak hal yang terkait. Jika dulu daerah minta 1.000, langsung diiyakan tetapi sekarang kita liat dulu status wilayahnya," ujarnya.
Meski begitu, Fitri menegaskan, ketersediaan obat bagi pasien Covid-19 tidak pernah kosong. Sebab gudang farmasi milik Pemprov Sulsel tetap menyiapkan buffer stock atau cadangan obat untuk antisipasi lonjakan kasus tajam.
"Kita tidak bisa kosong (stok obat) tetapi sekarang memang hati-hati mengirimkan ke daerah. Jika ada permintaan masuk, kita cek kembali seperti apa kasus COVID-19 di daerah tersebut. Karena pembagiannya harus merata sesuai status daerah," katanya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait