Banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini ingin melihat kokohnya pohon tarra yang berdiri di Baby Grave Kambira. Pengunjung juga beranggapan pohon ini harus dijaga keberdaaannya karena merupakan salah satu peninggalan dari masyarakat Toraja pada masa lampau. Sekaligus sebagai bukti sejarah kepercayaan aluk todolo pernah ada di wilayah Toraja.
Tradisi ini sudah tidak dilakukan lagi semenjak tahun 1970. Hal itu karena sudah mulai banyak agama yang masuk dan berkembang di wilayah Toraja. Banyak masyarakat yang mulai meninggalkan kepercayaan aluk todolo tersebut dan mengikuti aliran agama resmi dari pemerintah pusat.
Walaupun begitu, masih ada beberapa masyarakat Toraja yang setia dan memegang teguh adat mereka dengan tetap pada kepercayaan aluk todolo, namun dengan jumlah yang tidak banyak.
Wisata ini cukup dibilang mistis dan seram karena suasana rimbun di tempat ini yang dipenuhi pepohonan besar dan juga terdapat tulang belulang yang tertutup ranting menambah kesan mistis dan horor tempat wisata ini.
Walaupun demikian, wisata ini cukup laris oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Ramahnya masyarakat Toraja, yang menjelaskan pada para turis yang ingin tahu terkait adat mereka dan ritual passiliran ini, membuat turis betah dan nyaman untuk datang ke tempat wisata Baby Grave Kambira ini.
Itulah informasi terkait pohon kuburan bayi yang menjadi daya tarik pengunjung di Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Semoga bermanfaat dan membantu kamu untuk menambah pengetahuan ya!
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait