JAKARTA, iNews.id - Pohon kuburan bayi di Toraja merupakan salah satu wisata mistis dan kaya akan kearifan lokal yang dipercaya masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Pohon kuburan bayi ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit bagi masyarakat Sulsel dan juga internasional.
Pohon kuburan bayi ini terletak di tengah hutan. Pohon tersebut memiliki ukuran yang sangat besar, kurang lebih berdiameter 100 cm. Biasanya, pohon yang digunakan untuk menjadi kuburan bayi ini yakni pohon sukun. Ukurannya besar dan mampu berdiri kokoh serta tahan lama.
Tampak beberapa badan pohon memiliki tanda persegi yang menandakan terdapat jenazah bayi di dalamnya. Semakin banyak tanda persegi di pohon itu, semakin banyak jenazah bayi yang ada di dalamnya.
Prosesi pemakaman dengan mendudukkan jenazah bayi di bawah pohon rindang tersebut. Kemudian tubuh jenazah ditutupi ranting-ranting pohon biasa disebut dengan Passiliran.
Pohon Sukun dipilih untuk meletakkan mayat karena dalam pohon tersebut mengandung banyak getah yang mampu mengurangi bau tak sedap pada mayat. Sekaligus juga menyerap bau tersebut.
Kompleks pemakaman bayi dalam pohon ini bisa ditemui di Baby Grave Kambira. Berada di daerah pegunungan Sulawesi Selatan atau 306 km dari Ibu Kota Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Tana Toraja.
Kepercayaan masyarakat Toraja yang masih memegang teguh adat percaya dengan leluhur mereka atau aluk todolo. Mereka percaya jika menaruh bayi yang sudah meninggal di pohon Tarra atau pohon sukun tersebut dalam keadaan duduk dan posisi seperti dalam rahim dan diletakkan tanpa busana, hal itu mengartikan bayi kembali pada sang ibunda seperti saat di dalam kandungan.
Masyarakat percaya pohon tersebut akan menjaga arwah anak tersebut layaknya seorang ibu yang menjaga anaknya sendiri. Konon, pohon tersebut mampu memberikan asi pada arwah yang sudah meninggal agar arwah bayi tersebut tenang dan tidak mengganggu warga sekitar.
Uniknya lagi, aturan kepercayaan Toraja tidak memperbolehkan ibu kandung si bayi untuk melihat pemakaman buah hati mereka di dalam pohon Tarra. Sang ibu dianggap tidak pantas melihat si bayi hingga dalam waktu setelah satu tahun
lamanya.
Tujuan agar sang ibu tidak berlarut dalam kesedihan sehingga meningkatkan kemungkinan sang ibu mendapatkan bayi di masa mendatang.
Pohon Tarra ini mampu menampung 10 jenazah bayi dalam 1 liang. Posisi liang pohon pemakaman juga disesuaikan menuju arah rumah kedua orang tuanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait