Pemerintah hanya bersedia memasukkan eks-KGSS ke dalam Korps Cadangan Militer. Hal itu tentu tak sesuai harapannya. Di situlah kekecewaan Kahar memuncak.
Kemudian Kahar membentuk brigadenya sendiri. Pada 7 Februari 1953, dia memutuskan bergabung dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo.
Gerakan pasukannya yang berkekuatan sekitar 15.000 pengikut, mengatasnamakan agama dan sepak terjangnya lebih kepada melancarkan teror kaum aristokrat dan para bangsawan yang bertentangan dengannya.
Pergerakan pasukan Kahar mulai tak mendapat aliran suplai dari Andi Selle, pensiunan APRI. Seperti disadur dari buku 'Tragedi Patriot dan Pemberontak Kahar Muzakkar', Andi Selle dipengaruhi Pangdam XIV/Hasanuddin, Kolonel Muhammad Jusuf, untuk tak lagi ikut campur dalam penyaluran suplai pasukan Kahar.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait