Pasien suspect virus korona di RSUD Parepare. (Foto: iNews/Ichsan Anshari).

MAKASSAR, iNews.id - Masyarakat diminta jujur bila pernah kontak dengan penderita Covid-19 saat melakukan pemeriksaan di puskesmas maupun rumah sakit. Angka kematian tenaga medis tinggi bukan karena menangani pasien terkonfirmasi positif corona, tapi karena tertular pasien tidak jujur.

Ketua Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Marhaen Hardjo mengatakan, selama ini banyak pasien yang tidak jujur, pernah bepergian ke daerah endemik corona atau pernah bersentuhan dengan pasien positif Covid-19.

"Mereka datang ke puskesmas atau rumah sakit dengan diagnosa bukan corona, padahal memiliki gejala ke sana. Akhirnya, dokter kena juga karena ke tidak terbukanya pasien," kata dia di Kota Makassar, Sulsel, Selasa (7/4/2020).

Hasil riset IDI, kata dia, angka kematian dokter tinggi bukan karena menangani pasien terpapar virus corona di rumah sakit rujukan. Tapi karena pasien yang berstatus dalam pengawasan atau PDP tapi tidak jujur, dan menularkan ke dokter.

Marhaen menjelaskan, banyaknya tenaga medis yang menjadi korban disaat pandemi virus corona di Indonesia, selain kekurangan alat pelindung diri (APD), permasalahan lain, pasien tidak jujur ketika datang memeriksakan dirinya.

Sampai saat ini, jumlah dokter yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19. Tercatat sebanyak 31 orang dan merupakan anggota IKI, Termasuk, dr Bernedette Albertine Fransisca, spesialis THT yang berasal dari kota Makassar.

Dia menambahkan, ketidakterbukaan masyarakat disebabkan ada beberapa hal diantaranya ketidakpahaman masyarakat. Sebagian mereka masih menganggap terpapar corona sebagai aib.

"Penyakit Covid bukan aib, jadi jujur lah biar tidak kena orang lain dan nyawa sendiri juga bisa selamat biar ditangani cepat," ujarnya.


Editor : Andi Mohammad Ikhbal

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network