Permainan tradisional Bugis merupakan kerap diperlombakan pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. (Foto: Antara).

4. Bu'uh Rawe

Permainan tradisional yang satu ini mirip sepak bola. Namun, bola tidak ditendang menggunakan kaki melainkan menggunakan tongkat serupa dayung.

Bu'uh Rawe memiliki ukuran gawang mini dengan panjang hanya satu meter dan tinggi setengah meter. Sebelum bermain, diadakan undian untuk menentukan tim yang akan menendang bola terlebih dahulu.

Aturan bermainnya mirip dengan permainan bola. Para pemain saling berlomba memasukkan bola ke gawang lawan. Selain itu, pemain dan pemain lawan pasangannya bermain dengan punggung yang saling menempel.

Bu’uh Rawe merupakan permainan yang tercipta di kalangan anak-anak nelayan Bugis-Makassar di pesisir pantai. Dulunya, dimainkan oleh para nelayan yang tengah dilanda kebosanan saat berada di atas perahu yang terombang-ambing di tengah laut. Bolanya dibuat dari tempurung kelapa agar mengambang bila jatuh ke laut.

Makkaddaro 

Permainan ini menggunakan tempurung kelapa sebagai alat. Masing-masing kelompok yang terdiri dari dua pemain saling bergantian menembakkan kaddaro atau tempurung kelapa hingga mengenai sasaran berupa kaddaro lawan yang telah dipasang di titik tertentu.

Ada lima tahap permainan yang disesuaikan dengan cara melempar kaddaro masing-masing. Misalnya, pada tendang tapak kaki di tahap pertama, pemain harus menendang kaddaro menggunakan kaki. 

Atau, siku di tahap keempat yang mengharuskan para pemainnya membawa kaddaro di bagian siku untuk dijatuhkan di atas kaddaro lawan. Atau, Ma’jujung Kaddaro di tahap kelima yang mengharuskan para pemainnya menjunjung kaddaro di atas wajah. 

Kedua tim pemain akan saling bergantian bermain. Apabila tim yang satu selesai bermain, tim lawan baru ganti bermain. Tim pemenang, yakni yang paling banyak mengumpulkan poin dihitung oleh wasit. Tim yang kalah harus menirukan laku seekor monyet.

5. Bise'-bise'ang

Merupakan salah satu permainan tradisional Bugis yang memerlukan kekompakan para pemain dalam satu tim. Pemain akan bergerak di titik awal ke titik finish yang telah ditentukan menggunakan sarung sebagai kendaraan.

Sarung yang digunakan dalam permainan menyimbolkan perahu yang digunakan seorang nelayan saat pergi berlayar mengarungi lautan. Dulunya, satu sarung dimainkan oleh satu orang pemain. 

Kini, satu sarung dimainkan oleh dua orang pemain yang duduk berhadap-hadapan dan saling bekerja sama menjalin kaki untuk menggerakkan perahu sarung.

6. Gebo

Merupakan permainan tradisional Bugis yang dapat dikatakan akan terasa menyakitkan saat memainkannya. Dalam permainan, bola kasti dilemparkan ke badan orang yang ditarget.

Tidak ada aturan pasti dalam permainan ini karena mereka yang mendapatkan bola kasti tersebut dapat melempar ke target yang dia inginkan.

Permainan akan semakin seru ketika yang mendapatkan bola memiliki dendam untuk membalas siapa yang melempar sebelumnya. Permainan ini biasanya dilakukan di lapangan atau area terbuka yang cukup luas.

7. Maccukke

Merupakan permainan tradisional Bugis yang sudah jarang ditemui. Para pemain akan mengungkit Cukke tanah dengan menggunakan sepotong kayu atau rotan.

Dimainkan secara berkelompok, yaitu satu kelompok terdiri dari dua orang atau lebih dan umumnya dimainkan laki-laki. Untuk alat pengungkitnya disebutnya indo cukke atau pattette. Sementara alat yang diungkit disebutnya anak cukke.

Area permainannya dilakukan di tempat atau lokasi yang bersih atau tidak memiliki rumput untuk area membuat lubang tempat mengungkit dan area yang luas.

Terdapat beberapa aturan seperti kelompok yang melakukan pengungkitan dan kelompok penjaga berhasil menangkap anak cukke dan saat melempar indo cukke berhasil mengenai lawan, maka kelompok penjaga akan mendapat poin sesuai aturan yang disepakati.

8. Maggasing

Maggasing merupakan permainan tradisional Bugis yang biasanya dimainkan oleh 2-6 orang. Secara umum dimainkan oleh kaum laki-laki, anak-anak, remaja maupun dewasa.

Peralatan dari permainan ini terdiri dari gasing yang terbuat dari bahan kayu, dibentuk menyerupai gumbang atau tempayang. Gasing tradisional ini dirancang mempunyai kepala, leher dan badan.

Selain itu, permainan ini dilengkapi pula seutas tali yang umumnya dibuat dari serat kulit kayu dengan bentuk pintalan dari atas ke bawah semakin kecil. Pada bagian atas dari tali tersebut dibuat semacam lingkaran berbentuk cincin yang besarnya selalu disesuaikan dengan besar lingkaran jari tengah setiap orang yang akan menggunakannya.

Aturan permainan maggasing dalam masyarakat Bugis terbagi dua. Pertama, permainan mengutamakan bentuk, keindahan serta lamanya perputaran gasing. Kedua, yaitu permainan kompetisi mengutamakan keahlian seseorang dalam bermain dan dapat mengeluarkan semua gasing lawan dari lingkaran arena permainan.

9. Ma' Bom atau Boi-Boian

Merupakan permainan tradisional Bugis yang dilakukan dengan cara melempar lempengan. Biasanya pecahan lempengan genteng atau tempurung kelapa Capeng menggunakan bola kecil. 

Apabila lemparan tersebut membuat tumpukan roboh, penjaga harus mengambil bola dan melemparnya ke pemain lawan. Meski terlihat mudah, permainan ini memerlukan konsentrasi sebab pemain harus melempar dan mengenai target termasuk lempengan atau lawan, kadang angin juga berpengaruh pada gagal atau berhasilnya lemparan.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network