MAKASSAR, iNews.id - Permainan tradisional Bugis merupakan kerap diperlombakan pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Suku Bugis merupakan kelompok etnik pribumi yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Suku Bugis masuk dalam kategori Deutero Melayu. Kata Bugis berasal dari To Ugi yang berarti orang Bugis. Penggunaan kata ugi mengarah pada La Sattumpugi yang merupakan raja pertama Kerajaan China di Pammana, Kabupaten Wajo.
To Ugi bisa juga dimaknai sebagai pengikut La Sattumpugi. Masyarakat Suku Bugis tersebar di Kabupaten Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai dan Barru.
Seperti kebanyakan suku yang ada di Indonesia, Suku Bugis memiliki ciri khas sendiri. Salah satunya, pada permainan tradisional Suku Bugis.
Berikut permainan tradisional Suku Bugis :
1. Gandrang Bulo
Merupakan tarian yang memiliki beberapa permainan di dalamnya. Ada permainan buwang-buwang passapu atau takanja-kanjarang, dan biko-biko.
Dalam Gandrang Bulo, para pemain yang menari jenaka saling melempar passapu atau ikat kepala segitiga khas Bugis-Makassar dan lawan yang lain berusaha merebut.
Jika pemain lawan gagal merebut passapu, dia harus berperan menjadi kuda. Permainan biko-biko, yaitu meniru gerak layaknya kelelawar atau biko-biko dalam bahasa setempat.
Para pemain akan mengenakan sarung pada kepala hingga menutupi seluruh bagian kepala kecuali mata. Dilihat sepintas, Gandrang Bulo ini mirip tarian jenaka.
2. Mappadendang
Merupakan tradisi pesta panen masyarakat bugis, permainan irama alu dan lesung. Mappadendang biasanya dilakukan oleh enam perempuan dan empat laki-laki.
Pemain yang bertugas dalam memainkan seni menumbuk lesung ini atau Mappadendang dipimpin oleh dua orang. Masing-masing berada di ulu atau kepala lesung untuk mengatur ritme dan tempo irama dengan menggunakan alat penumbuk yang berukuran pendek. Biasanya yang menjadi pengatur ritme yaitu mereka yang telah berpengalaman.
Sementara yang menumbuk di badan lesung yaitu perempuan atau laki-laki yang telah mahir menggunakan bambu atau kayu berukuran tinggi badan orang atau penumbuknya. Para pemain kemudian saling bergantian menumbukkan alu pada lesung hingga tercipta irama yang apik, menarik dan harmonis.
Para pemainnya juga bernyanyi mengucap rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Irama dan nada yang rancak, membuat para pemainnya kian bersemangat.
3. Maggale
Permainan ini merupakan permainan tradisional yang menggunakan tempurung kelapa yang dibelah dua dan dilubangi bagian tengahnya.
Lalu Lubang ini diikat dengan seutas tambang tebal sepanjang sekitar satu setengah meter. Setelah itu, para pemainnya menggunakan tempurung kelapa bertali ini sebagai alas kaki saat berlomba berlari.
Caranya, tambang dijepit di antara ibu jari kaki dan jari telunjuk kaki. Siapa yang mencapai garis finish terlebih dahulu, maka dialah pemenangnya. Pemain yang kalah, harus rela menggendong pemain yang menang.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait