9 Suku-suku di Pulau Sulawesi, Bugis Miliki Dialek Sendiri

Suku Mandar

Suku Mandar yang berasal dari Sulawesi ini juga termasuk suku yang mendominasi. Pasalnya, Suku Mandar sebagian besar masyarakatnya menganut agama islam. Maka dari itu, beberapa budaya dari suku ini berbau agama islam. 

Bukan itu saja, Suku Mandar juga dikenal sebagai pelaut ulung, sebab tanah yang mereka miliki tidak subur, sehingga tidak mungkin untuk bercocok tanam. 

Dari hal ini, Suku Mandar memiliki acara tradisional yang bernama Mappande Sasi, yang mana merupakan acara untuk menolak bencana selama melaut. 

Suku Minahasa

Suku Minahasa merupakan salah satu suku yang menghuni Sulawesi Utara. Penduduk asli Suku Minahasa terdiri dari, Suku Tombulu, Tonsea, Tontemboan, dan Toulour. Sebagian besar masyarakat dalam suku ini memeluk agama kristen protestan.

Suku ini memiliki berbagai warisan budaya yang khas. Salah satu contohnya, Tari Maengket, Tari Kabasaran, dan alat musik bernama Kolintang.
 
Suku Makassar

Suku Makassar adalah suku di Pulau Sulawesi yang berikutnya. Suku ini disebut sebagai Suku Makassar sebenarnya adalah nama Melayu bagi suku yang hidup di daerah pesisir Selatan dari Pulau Sulawesi.  Suku termasuk dalam rumpun bahasa Bentong, Selajar, hingga Konjo.

Orang Makassar biasa menyebut dirinya dengan istilah Mangkasara.  Kata ini bisa diartikan bahwa mereka memiliki sifat yang terbuka kepada siapapun.

Suku Buton

Suku Buton adalah suku yang mendiami Sulawesi Tenggara, tepatnya berada di Pulau Buton. Namun, masyarakat suku ini juga tersebar di beberapa wilayah, seperti Maluku Utara, Kalimantan, Riau, dan Papua. Masyarakat suku ini sebagian besar memeluk agama islam. 

Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Wolio, yang menjadi bahasa resmi di era pemerintahan kesultanan Buton.  Suku ini juga termasuk suku pelaut. 

Masyarakat Suku Buton sejak dulu telah merantau ke berbagai macam daerah di nusantara menggunakan perahu kecil dengan kapasitas lima orang, hingga perahu besar yang dapat menampung barat sebesar 150 ton.

Editor: Candra Setia Budi