get app
inews
Aa Text
Read Next : Tragis! Kakek di Pangkep Tewas Jadi Korban Tabrak Lari saat Malam Gelap

Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo, Masih Ada yang Berdiri Kokoh dan Bisa Dikunjungi

Senin, 03 Oktober 2022 - 18:40:00 WITA
Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo, Masih Ada yang Berdiri Kokoh dan Bisa Dikunjungi
Benteng Fort Rotterdam. (Foto: YouTube/Ist)

JAKARTA, iNews.id - Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo terdapat Benteng Fort Rotterdam hingga kompleks Makam Katangka. Kerajaan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam terbesar dan pertama yang ada di Sulawesi.

Kerajaan Gowa Tallo berdiri pada abad ke-14 dan mencapai masa kejayaan pada abad ke-17 di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin. Pada tahun 1667, Kerajaan Gowa-Tallo runtuh setelah terjadi Perjanjian Bongaya, yang merupakan kesepakatan dengan Belanda.

Sampai saat ini masih ada peninggalan Kerajaan Gowa Tallo yang menjadi saksi dari kehebatan dan kejayaan kerajaan Islam ini. Terdapat bangunan-bangunan yang masih berdiri kokoh dan bisa dikunjungi oleh masyarakat Sulawesi dan luar daerah.

Berikut peninggalan Kerajaan Gowa Tallo:

Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang merupakan benteng yang dibangun pada masa pemerintahan I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung (1546-1565). Benteng ini juga sering disebut benteng Panyyua yang berarti penyu dan berada di wilayah pesisir pantai sebelah barat kota Makassar. Benteng ini difungsikan sebagai markas pasukan katak Kerajaan Gowa Tallo.

Benteng Somba Opu

Benteng ini juga salah satu peninggalan Kerajaan Gowa Tallo yang dibangun pada abad ke-16. Benteng Somba Opu didirikan oleh Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi’ Kallonna (1510-1546). 

Benteng ini berada di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

Pada saat itu Benteng Somba Opu digunakan sebagai pusat perdagangan sebelum dikuasai VOC pada 1669.

Istana Tamalate

Istana Tamalate ini merupakan istana pertama Kerajaan Gowa Tallo sebelum dipindahkan ke dalam Benteng Somba Opu. Istana ini dibuat pada awal abad ke-14 oleh Nimfa Surgawi Tumanurunga. 

Bangunan yang ada saat ini adalah bangunan replika dikarenakan bangunan aslinya sudah tidak ada.

Istana Balla Lompoa

Istana Balla Lompoa merupakan rumah sultan Gowa yang dijadikan pusat pemerintahan kerajaan. Istana ini dibangun pada tahun 1936 yang dibangun oleh Raja I Mengimingi Daeng Matutu. Dalam bahasa makassar, Balla Lompoa berarti rumah besar atau kebesaran. 

Arsitektur bangunan museum ini berbentuk rumah khas orang Bugis, yaitu rumah panggung, dengan sebuah tangga setinggi lebih dari dua meter untuk masuk ke ruang teras. Seluruh bangunan terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.

Masjid Katangka

Masjid Katangka atau Masjid Al-Hilal merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Masjid ini dibangun pada tahun 1603. Tetapi ada kabar lain yang menyebutkan bahwa masjid ini didirikan pada awal abad ke-18. Pada masa itu masjid ini digunakan oleh Kerajaan Gowa-Tallo sebagai benteng pertahanan ketika melawan penjajah.

Kompleks Makam Katangka

Kompleks Makam Katangka merupakan situs pemakaman raja dari Kesultanan Gowa. Makam ini berada di area sekitar halaman masjid Katangka yang terletak di kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. 

Diketahui makam ini terdapat 71 makam kuno dengan 112 nisan yang terdiri dari 76 nisan berbentuk pipih, 31 nisan berbentuk silindris dan 4 berbentuk balok polos. Nama Katangka sendiri diambil dari bahasa Makassar Tangkasa atau berarti kampung suci.

Batu Pallantikang

Batu Pallantikang atau batu pelantikan merupakan tempat untuk mengikrarkan sumpah para raja penguasa Kerajaan Gowa Tallo. Batu ini terletak di sebelah tenggara kompleks pemakaman Tamalate.  Batu Pallantikang merupakan batu yang terbentuk secara alami.

Batu ini terdiri dari dua jenis batuan, yaitu satu batuan andesit dan dua batu kapur. 

Batu Andesit merupakan batu yang sering digunakan dalam ritual para penganut animisme. Masyarakat yang hidup pada masa tersebut pun memercayai bahwa batu tersebut adalah batu keramat dari khayangan.

Editor: Candra Setia Budi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut