Pemkot Makassar Perketat Perbatasan Jelang Ramadan, Keluar Masuk Kota Diperiksa

MAKASSAR, iNews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar memperketat perbatasan jalur darat menjelang bulan suci Ramadan. Petugas menjaga setiap perbatasan dengan memeriksa suhu tubuh pengendara yang masuk ke Kota Makassar, menggunakan alat thermo scan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Iqbal Samad Suhaeb mengatakan, jika petugas menemukan ada pengendara yang memiliki suhu tubuh di atas normal, langsung diperiksa sesuai dengan SOP. Pemkot Makassar telah menyediakan tenaga medis yang memeriksa kondisi kesehatan pengendara.
“Di setiap perbatasan, kami menyiapkan tim medis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para pengendara yang memasuki Kota Makassar,” kata Iqbal Samad Suhaeb, Senin (6/4/2020).
Iqbal mengaku mengambil langkah tersebut untuk menekan angka penyebaran virus corona, terutama bagi masyarakat yang ke luar-masuk wilayah Makassar.
Pemeriksaan kondisi kesehatan pengendara melibatkan Dinas Kesehatan Pemkot Makassar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkot Makassar.
Iqbal menjelaskan, kendati tidak ada kebijakan lockdown dari pemerintah pusat, Pemkot Makassar tetap mengantisipasi dengan beberapa upaya. Selain melakukan karantina parsial, Pemkot Makassar juga membatasi mobilisasi antardaerah yang saat ini dilakukan.
“Yang kami lakukan hari ini, pengecekan secara penyeluruh satu per satu yang melintas di tujuh perbatasan yang menjadi akses darat masuk Kota Makassar,” ujar Iqbal.
Kepala Dishub Kota Makassar, Muhammad Mario Siad menambahkan, upaya ini juga nantinya memudahkan Pemkot Makassar mendata orang-orang luar yang masuk ke wilayah Makassar. Petugas selanjutnya akan memeriksa identitas pengendara serta tempat yang akan dituju di Makassar.
“Ini merupakan upaya Pemkot Makassar agar dapat lebih mudah mendeteksi masyarakat tersebut jika di kemudian hari ada permasalahan. Kalau ada apa-apa, kami gampang mendeteksi, paling tidak seperti itu,” ujar Mario.
Editor: Maria Christina