Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan, Sang Mantan Pengawal Bung Karno
JAKARTA, iNews.id - Peristiwa pemberontakan besar pernah terjadi di Sulawesi Selatan di awal masa kemerdekaan. Peristiwa ini dikenal sebagai Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin Kahar Muzakkar.
Dia memimpin kelompok gerakan yang bernama Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan melakukan berbagai kekacauan di Sulawesi Selatan.
Kahar Muzakkar bernama lengkap Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar Mudzakkar dengan nama kecil La Domeng yang lahir pada 24 Maret 1921 di Kabupaten Luwu. Dia pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi yang tewas ditembak pada Hari Idul Fitri 3 Februari 1965 oleh pasukan Siliwangi.
Mantan pengawal Presiden Soekarno ini pada awal tahun 1950-an memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Tenggara dengan mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) yang kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI). Kemudian dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Pemberontakan Kahar Muzakkar didasari rasa kekecewaanya karena banyak anggota KGSS yang tidak diterima menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
Awalnya, Kahar Muzakkar meminta agar seluruh personel KGSS menjadi bagian dari APRIS. Namun, hal ini ditolak dengan alasan pemerintah hanya menerima anggota APRIS yang memenuhi persyaratan saja.
Merespon hal tersebut, Kahar Muzakkar pun melakukan pemberontakan dua tahap. Pada tahun 1950 hingga 1952 merupakan tahap pemberontakan pertama. Kemudian tahun 1953 hingga 1965 merupakan pemberontakan kedua.
Dengan demikian, pemberontakan DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakkar dilatarbelakangi oleh banyaknya anggota KGSS yang tidak diterima menjadi APRIS.
Kahar awalnya mengirim surat pada pemerintah agar segenap barisan KGSS dimasukkan ke dalam APRIS dengan mengambil nama 'Brigade Hasanuddin' sebagai respons pemerintah yang ingin membubarkan KGSS pasca-revolusi kemerdekaan selesai.
Editor: Donald Karouw