Miris Siswa SD di Luwu Bertaruh Nyawa ke Sekolah Pakai Rakit, Puan: Mereka Masa Depan Bangsa

JAKARTA, iNews.id - Ketua DPR Puan Maharani mendorong pemerintah turun ke daerah yang infrastrukturnya tidak mendukung akses anak-anak menjangkau sekolah. Langkah itu sangat penting dan tepat dalam menangani masalah pendidikan di daerah terpencil.
"Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi aksesibilitas pendidikan adalah infrastruktur memadai. Sayangnya, banyak daerah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, masih menghadapi tantangan serius dalam hal infrastruktur tidak memadai," kata Puan Maharani, Senin (12/6/2023).
Puan menyatakan, kurangnya perhatian pemerintah dalam melakukan pendataan terkait infrastruktur yang buruk dapat berdampak terhadap hal-hal yang mengkhawatirkan.
Seperti yang terjadi pada siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel). Para penerus bangsa ini nekat bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan rakit yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah.
Siswa di sekolah itu sudah menggunakan rakit sejak sebulan terakhir karena jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir.
Bahkan dikabarkan, ada sejumlah siswa yang tercebur saat menyeberang dengan rakit gabus tersebut. Puan merasa prihatin terhadap peristiwa ini.
"Perjuangan siswa-siswa di Kabupaten Luwu itu sungguh luar biasa. Mereka bertaruh nyawa demi mendapatkan pendidikan,” ucap perempuan pertama sebagai Ketua DPR itu.
“Kenyataan ini sekaligus menjadi ironi untuk kita semua. Di saat pembangunan besar-besaran terjadi di ibukota dan kota-kota besar lain, masih ada anak-anak kita yang harus berangkat sekolah dengan sarana yang sangat memprihatinkan,” tutur Puan.
Mantan Menko PMK itu pun meminta Pemerintah Daerah dan pihak sekolah dapat memberikan dispensasi dan alternatif sistem belajar lain untuk sementara waktu.
Puan mengingatkan, jembatan yang ambruk bukan merupakan kesalahan siswa sehingga dampaknya tidak boleh ditempakan kepada mereka.
"Paling tidak sekolah bisa memberikan materi pelajaran yang memungkinkan para siswa tersebut mempelajari secara mandiri di rumah 2 atau 3 kali seminggu agar tidak perlu tiap hari mereka ke sekolah untuk sementara waktu," ucap Puan.
“Atau bisa juga dengan menerapkan sistem pembelajaran online seperti yang dilakukan saat pandemi Covid-19 melanda. Pemerintah harus bisa menghadirkan solusi yang tidak merugikan siswa belajar,” ujar dia.
Agar kejadian seperti itu tidak terulang, cucu Bung Karno tersebut mendorong Pemerintah untuk secara berkala melakukan evaluasi terhadap kelayakan infrastruktur di daerah-daerah.
Selain itu, Puan meminta penerapan program pembangunan daerah harus memperhatikan urgensi yang ada.
"Masih banyak siswa sekolah di daerah-daerah yang harus melewati kawasan sepi, daerah perladangan dan perbukitan dengan medan jalan yang cukup sulit setiap hari untuk menjangkau sekolah,” tutur Puan.
Puan mengatakan, perjuangan anak-anak di daerah jangan disia-siakan dan harus didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan fasilitas yang layak diwujudkan oleh pemerintah setempat.
Dia mengingatkan, pendidikan yang layak merupakan amanat konstitusi dan hak anak yang harus dipenuhi.
"Pemerintah perlu menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur pendidikan, alokasi anggaran yang memadai, serta mengoptimalkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani masalah ini," ucapnya.
Di lain sisi, Puan menekankan anak-anak di daerah memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan perlindungan seperti anak-anak di perkotaan.
"Perjuangan anak-anak di daerah tidak boleh disia-siakan atau diabaikan. Sudah menjadi tugas negara memastikan semua anak negeri memperoleh pendidikan dan fasilitas pendukungnya dengan optimal,” ujarnya.
"Ketersediaan infrastruktur dan fasilitas yang layak sangat penting dalam mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak-anak,” tutur Puan.
Peraih dua gelar doktor honoris causa ini menilai, investasi dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang memadai di daerah merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan generasi penerus bangsa.
Puan menyebut, anak-anak inilah yang akan memajukan negara secara keseluruhan. "Pemerintah harus memastikan bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil memiliki guru yang berkualitas, sarana belajar yang memadai, dan program pendidikan yang merata sebagai investasi kita kepada penerus bangsa ini," ucapnya.
“Ingatlah, mereka adalah generasi penerus yang merupakan masa depan bangsa Indonesia,” ujar Puan.
Editor: Agus Warsudi