get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan Disertai Angin Kencang, Pohon Besar Tumbang Timpa 4 Mobil di Kantor Gubernur Sulsel 

Mengenal Tari Pattennung asal Sulawesi Selatan, Sejarah dan Maknanya

Jumat, 27 Oktober 2023 - 18:33:00 WITA
Mengenal Tari Pattennung asal Sulawesi Selatan, Sejarah dan Maknanya
Tari Pattennung yang merupakan salah satu tarian adat asal Sulawesi Selatan. (Foto: Humas Polri)

JAKARTA, iNews.id - Tari Pattennung merupakan salah satu tarian adat asal Sulawesi Selatan. Tarian punya makna yang  menggambarkan ketekunan dan kesabaran para perempuan Bugis maupun Toraja dalam menenun benang hingga menjadi kain. 

Sulawesi Selatan merupakan provinsi di semenanjung selatan Sulawesi dengan Ibu Kota Makassar. Suku bangsa utama di Sulawesi Selatan yakni suku Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar. 

Setiap suku tersebut memiliki ciri khas seperti adat istiadat serta kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada 316 jenis tarian adat di Sulawesi Selatan. Dari jumlah tersebut, 98 di antaranya tarian Bugis, 66 tarian Makasar, 116 tarian Mandar dan 36 tarian Toraja. 

Nah, kali ini akan dibahas Tari pattennung. Dalam tarian ini, para penari yang seluruhnya perempuan mengenakan baju bodo panjang, lipaq sabbe atau sarung, curak lakba, rante ma’bule, pontoyang dan juga hiasan bangkara serta properti berupa sarung lempar.

Ketika tarian ini dilakukan, biasanya diiringi dengan alat musik tradisional seperti gendang dan juga suling. Secara umum, Tari Pattennung menggambarkan perempuan-perempuan asal Sulawesi selatan yang sedang menenun dengan nilai kesabaran dan ketekunan serta bagaimana gigihnya proses menenun benang hingga menjadi kain.

Di Kabupaten Wajo, Tari Pattennung dijadikan sebagai tari anpenyambutan untuk menyambut tamu resmi. Tarian ini diciptakan Hj Andi Siti Nurhani Sapada pada tahun 1962 yang menceritakan tentang Pattennung.

Pada tahun 1965-1975, Tari Pattennung beberapa kali ditampilkan dalam mengisi acara kesenian di beberapa negara. Selain itu juga ditarikan pada Hari Proklamasi 17 Agustus di Istana Negara pada tahun 1965.

Keunikan tari Pattennung di Wajo yaitu, pada setiap kunjungan tamu-tamu resmi akan diberikan hadiah lipa sabbe (sarung
sutera) yang merupakan kerajinan khas Kabupaten Wajo sebagai Kota Sutera.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut