Mahasiswa Teknik Unhas Meninggal di Gunung saat Ikut Diksar Mapala
MAKASSAR, iNews.id - Mahasiswa Teknik Universitas Hasanuddin meninggal dunia saat mengikuti Diksar Mapala 09 di Dusun Bara-Baraya, Desa Binto Manurung, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Keluarga meminta pertanggungjawaban pihak kampus karena menilai kepergian korban terkesan ditutup-tutupi.
Informasi diperoleh, identitas korban bernama Virendy Marjefy Wehantouw (18). Saat itu, korban bersama 25 peserta lainnya mengikuti diksar dan diduga kelelahan.
Pantauan iNews, isak tangis keluarga dan rekan kampus korban menyelimuti rumah duka di Jalan Satelit, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Mereka tak menyangka terjadinya peristiwa tersebut.
Dugaan sementara, korban meninggal akibat kelelahan saat mengikuti kegiatan diksar di alam terbuka hingga mengalami sesak napas. Keluarga baru mengetahui kejadian saat dihubungi bila korban berada di Rumah Sakit Grestelina Makassar dalam kondisi sudah meninggal, Sabtu (14/1/2023) pagi.
Namun dari sejumlah keterangan, korban diketahui sudah meninggal sejak malam saat mengikuti kegiatan diksar tersebut.
Ibu korban, Pemilo Tulung mengatakan, anaknya meninggal saat mengikuti orientasi Mapala bersama teman-temannya di Unhas.
"Saya sempat larang karena cuaca buruk, tapi karena dia bilang suka akhirnya saya izinkan," ujarnya, Sabtu (14/1/2023) malam.
Menurutnya, keluarga baru dapat kabar pada Sabtu pagi saat dihubungi rekan korban. Namun ketika itu hanya disampaikan kalau korban ada rumah sakit.
"Kebetulan saya keponakan di rumah sakit itu, minta tolong cek anak saya di sana sakit apa. Ternyata dia sudah meninggal, dia meninggal di gunung waktu ikut orientasi di puncak. Katanya sesak napas. Kami minta pihak kampus selidiki kalau memang ada keganjalan harus bertanggung jawab," katanya.
Sementara Ketua Panitia Diksar Mapala 09 Ibrahim Fauzi menuturkan, saat mengikuti kegiatan almarhum sempat mengeluh kelelehan.
"Jadi lagi sementara jalan dia langsung duduk kecapean. Panitia sempat sediakan tabung oksigen karena sesak napas lalu kami bawa ke bawah (turun gunung) ke rumah sakit ," ujarnya.
Editor: Donald Karouw