Kembali Difungsikan, Bandara Arung Palakka Bone Akan Layani Pesawat ATR

BONE, iNews.id - Pengembangan Bandara Arung Palakka di Kabupaten Bone, menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel). Jika sebelumnya bandara hanya melayani pesawat caravan, selanjutnya akan melayani pesawat Jenis ATR-72. Bahkan pengembangan lebih jauh dapat dilandasi pesawat jenis boeing.

"Kami ini lagi merancang Sulsel terkoneksi termasuk Bandara Bone, ini sebenarnya bandara yang paling potensial. Kalau kita lihat dari segi lokasi, diantara seluruh bandara yang ada, Bone ini bisa kita jadikan hub," kata Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah di Bone, Minggu (14/2/2021).

Pemprov Sulsel Siapkan Dana Rp24 Miliar Tuntaskan Akses Jalan Bandara Arung Palakka

Nurdin ke Bone dengan menggunakan helikopter dari Makassar, dan mendarat di bandara yang dulunya bernama Bandara Mappalo Ulaweng. Dia mengaku akan meminta Kementerian Perhubungan agar run-way diperpanjang hingga 2.100 meter. "Kalau bisa 2.100 meter, Boeing sudah bisa masuk di sini," ucapnya.

Dengan demikian, juga akan dibangun kembali terminal. Nurdin juga menyampaikan, sejauh ini subsidi tiket diberikan untuk beberapa penerbangan di Sulsel, termasuk nantinya di Arung Palakka.

Pemkot Singkawang Dapat Kucuran Dana APBN Rp100 Miliar untuk Bangun Bandara

Bandara ini dikonektivitaskan dengan bandara di Makassar, Selayar, Bira, Bua, Masamba dan Toraja.

"Kalau ini sudah terkoneksi semua, kita ingin Bone ini akan terhubung ke Palu, ke Kalimantan, karena memang Bone ini strategis sekali, apalagi perpanjangan runway tidak sulit. Jadi sekarang bandara ini sudah 60 hektare, kalau memang dibutuhkan perluasan lagi, Insya Allah kita bisa bantu," katanya.

Bandara Arung Palakka terletak di Desa Mappalo Ulaweng, Kecamatan Awangpone, dan mulai dibangun secara bertahap pada 2007, dan baru beroperasi 2013.

Bandara ini diharapkan menjadi gerbang utama transportasi udara bagi empat kabupaten di sekitarnya. Yaitu Bone, Soppeng, Wajo, dan Sinjai. Bandara ini sempat difungsikan, namun terhenti pelayanan penerbangan komersialnya sejak empat tahun lalu.

Editor: Kastolani Marzuki