get app
inews
Aa Text
Read Next : Tawuran Antarwarga Pecah di Makassar, 1 Orang Tertancap Busur Panah di Kepala

Keluarga Mengamuk di RS, 2 Korban Pembacokan di Makassar Tak Dioperasi karena Covid-19

Jumat, 23 Oktober 2020 - 23:25:00 WITA
Keluarga Mengamuk di RS, 2 Korban Pembacokan di Makassar Tak Dioperasi karena Covid-19
Penangkapan pelaku penganiayaan di Makassar gegerkan warga. (Foto: iNews/M Nur Bone).

MAKASSAR, iNews.id - Tiga korban pembacokan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang luka parah hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina. Namun, dua di antaranya hingga kini belum bisa dioperasi.

Ketiga korban yakni, suami istri Alimuddin Syam (68) dan Siti Salma (69), serta Selvi (44). Ketiganya dibacok suami Selfi atau menantu Alimuddin dan Salma.

Informasi diperoleh dari keluarga korban, pasien bernama Alimuddin dioperasi sekitar pukul pukul 18.00 WIT. Sementara Salma dan Selfi tidak bisa dioperasi.

Pihak rumah sakit beralasan keduanya positif Covid-19 sehingga tidak bisa dioperasi hingga sekarang. Padahal kondisi pasien sangat memprihatinkan dengan luka bacok yang cukup serius. Hal ini membuat pihak keluarga mengamuk dan mempertanyakan sikap rumah sakit.

"Keduanya divonis Covid-19 oleh pihak rumah sakit sehingga tidak bisa dioperasi, padahal mereka hanya diperiksa rapid test saja," kata keluarga korban, Herawati, Jumat (23/10/2020).

Herawati mengatakan, hingga Jumat malam pukul 20.33 tadi, kedua korban masih di IGD RSUD Ibnu Sina. Keluarga mendapat informasi, korban Siti Salma dan putrinya Selvi rencananya dievakuasi ke Rumah Sakit Wahidin. Namun, setelah itu, pihak rumah sakit menginformasikan keduanya akan dipindahkan ke RS Dadi.

"Mengamuk sekarang keluarga di RSUD Ibnu Sina karena dari jam 1 pasien baru diberi transfusi darah. Mereka awalnya katakan urus ke RS  Wahidin karena ada sarana operasi pasien Covid-19 dan peralatannya lengkap. Setelah diurus dan sudah siap, malah mereka rujuk ke RS Dadi yang jauhnya sekitar 2 jam lebih. Keluarga seakan-akan dipimpong padahal pasien kritis ini," kata Herawati.

Herawati mengatakan, keluarga sangat menyayangkan tindakan RSUD Ibnu Sina yang tidak segera mengoperasi kedua korban.

"Saya sebagai keluarganya sangat menyayangkan tindakan dari tim medis RSUD Ibnu Sina yang tidak mengutamakan kemanusiaan dengan kondisi pasien yang mengalami luka tebas. Apakah status Covid-19 bisa langsung divonis ke pasien tanpa pemeriksaan secara detail. Hingga sekarang belum dilakukan operasi, padahal pasien sudah di rumah sakit sekitar delapan jam lalu," katanya.

Menurut Herawati, informasi dia peroleh, karena status kedua keluarga dikonfirmasi Covid-19, keduanya harus membayar biaya operasi sebesar Rp50 juta per orang. Dengan begitu, biaya operasi untuk keduanya sekitar Rp100 juta.

"Rumah sakit meminta biaya Rp50 juta per orang dikali dua dan totalnya Rp100 juta,," ujarnya.

Hingga kini, pihak RSUD Ibnu Sina belum memberikan informasi terkait kondisi ketiga pasien dan tindak lanjut penanganannya.

Sebelumnya pria di Makassar nekat membacok istri dan kedua mertuanya. Ketiga korban dilarikan ke rumah sakit akibat luka senjata tajam tersebut.

Kejadian itu bermula saat pelaku, Syafruddin Daeng Lewa, mendatangi kediaman mertuanya di Jalan Barawaja, Kecamatan Panakukang. Pelaku awalnya ingin menemui sang istri, Selvi. Namunm saat itu, kedua mertua pelaku, Alimuddin dan Salma menghalang-halangi Syarifuddin untuk masuk ke dalam rumah. Karena kesal, dia langsung memarangi ketiga korban.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut