Isak Tangis Warnai Aksi Puluhan Napi Anak Lapas Maros Basuh Kaki Ibu
MAKASSAR, iNews.id – Puluhan warga binaan yang masih di bawah umur di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (17/4/2018), menggelar aksi membasuh telapak kaki ibu. Tangis haru puluhan warga binaan tidak terbendung saat membasuh telapak kaki ibu mereka.
Aksi basuh kaki ibu ini diadakan di aula Lapas Kelas II A, Jalan Raya Kariango, Desa Bonto Matene, Kacamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulsel. Susana haru pun terlihat saat para narapidana (napi) anak yang terlibat dalam kasus kriminal di sejumlah daerah, membasuh kaki ibu mereka masing-masing.
Sebagian besar para ibu tidak kuat menahan air mata melihat aksi sang buah hati mereka. Tidak hanya itu, setelah membasuh kaki ibunya, sejumlah warga binaan anak langsung memeluk erat ibunya sambil menangis. Masing-masing terlihat menyesali kejahatan yang pernah mereka lakukan kepada orang lain. Melihat penyesalan yang ditunjukkan buah hatinya, para ibu pun tak henti-hentinya menangis sambil memeluk erat anaknya.
Seperti yang dirasakan seorang ibu bernama Fatima. Putranya bernama Fajar Lamsyah, terlibat dalam kasus perkelahian antara remaja beberapa bulan lalu hingga divonis penjara selama satu tahun. Dia menangis sambil memeluk anaknya saat acara basuk kaki. Fatima mengaku sangat merindukan putranya dan tidak sabar menantikan anaknya yang masih duduk di kelas 1 SMK itu bebas dari penjara. Saat ini, putranya sudah menjalani hukuman selama lima bulan.
“Saya ingin anak saya secepatnya dibebaskan. Keluarga sudah rindu bertemu dia,” kata Fatima sambil memeluk anaknya.
Sementara Kepala Lapas Kelas II A Maros Warsianto memaparkan, kegiatan membasuh telapak kaki ibu ini merupakan acara Family and Society Gathering yang serentak dilakukan di seluruh lapas anak di Tanah Air. Salah satunya di Lapas Kelas II A Kabupaten Maros, Sulsel. Lewat acara basuh telapak kaki ibu itu, para warga binaan bisa lebih menghormati pengorbanan ibu yang mendidik dan membesarkan mereka. Para anak juga diharapkan menyadari kesalahan yang mereka lakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi.
“Tujuan kegiatan ini, bagaimana para warga binaan bisa introspeksi diri. Seperti kita lihat tadi, para napi anak menangis. Itu menunjukkan mereka merasa menyesal. Mereka menangis, memeluk ibunya. Saya lihat memang pelukannya itu bentuk penyesalan,” kata Warsianto.
Selain menggelar acara basuh kaki ibu, para napi ini juga mengikuti kegiatan mewarnai gambar para pejuang Indonesia yang didampingi para pelukis Makassar. Saat ini, tercatat sebanyak 37 anak yang rata-rata berumur sekitar 15 hingga 17 tahun berada di Lapas Maros. Kebanyakan dari mereka terlibat kasus begal, pencurian dan jambret.
Editor: Maria Christina