Ironis, Harta Karun Benda Bersejarah Indonesia Masih Banyak Tersimpan di Belanda

JAKARTA, iNews.id - Indonesia memiliki banyak harta karun yang hingga kini masih dikuasai Belanda. Benda-benda seni dan bersejarah bernilai tinggi itu dibawa dari Nusantara ke Eropa dan disimpan di museum sejak lama, termasuk di Museum Prinsenhof di Delft dan Tropenmuseum, Amsterdam.

Belanda memang pernah mengembalikan harta karun Indonesia itu pada 20 November 2019 lalu dan kini sudah disimpan di Museum Nasional Indonesia Jakarta. Benda-benda bersejarah itu berasal dari Museum Prinsenhof.

Baca Juga

6 Harta Karun Legendaris di Dunia yang Belum Ditemukan, Nomor 4 Emas Nazi di Danau Toplitz

Jumlahnya mencapai 1.500, termasuk keris Bugis yang terlebih dulu diserahkan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 23 November 2016.  

Budayawan Chandrian Attahiriyat mengatakan, harta karun Indonesia yang masih tersimpan di museum milik Belanda bermacam-macam, mulai dari arca dan perhiasan. Jumlahnya diperkirakan ratusan ribu bahkan lebih. 

Baca Juga

5 Harta Karun Terbesar yang Pernah Ditemukan di Dunia, Nomor 4 di Halaman Rumah

"Kebanyakan seperti arca, prasasti, lontar, perhiasan, hingga senjata," kata Chandrian, Senin (18/10/2021) lalu.

Semua benda itu dibawa saat Indonesia masih dikuasai oleh Belanda sehingga masih masuk dalam wilayah kekuasaan negara tersebut. 

Baca Juga

4 Kisah Perburuan Harta Karun di Indonesia, Nomor 3 Dipimpin Langsung Menteri Agama

Di sisi lain, upaya mengembalikan beberapa benda itu terus dilakukan pemerintah Indonesia. Berbagai cara terus dilakukan demi mengembalikan benda benda bersejarah itu melalui hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda. 

Termasuk saat Raja Willem datang ke Indonesia dan mengembalikan sejumlah benda bersejarah. Beberapa benda yang dikembalikan termasuk keris Pangeran Diponegoro yang dikembalikan pada 2020 lalu. 

Baca Juga

Fantastis, Nilai Lelang Harta Karun Cirebon Tembus Rp720 Miliar, Piring Samson Delilah Rp27 Miliar

Editor: Maria Christina