14 Ekor Sapi di Kolaka Timur Terjangkit Virus Jembrana, Lalu Lintas Ternak Ditutup

KOLAKA TIMUR, iNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) menutup lalu lintas keluar masuk ternak di wilayahnya hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sebab terdeteksi ada 14 ekor sapi telah terjangkit Jembrana Disease Virus.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Lasky Paemba mengatakan, 14 ternak terkontaminasi virus Jembrana tersebut berada di wilayah Kelurahan Atula, Kecamatan Ladongi sebanyak tiga ekor. Kemudian di Desa Penanggoosi, Kecamatan Lambandia ada 11 ekor yang merupakan sapi Bali.
"Lalul intas ternak keluar masuk wilayah ini dilarang alias ditutup hingga waktu yang belum ditentukan agar tidak menyebar ke wilayah atau daerah lain," ujarnya kepada MNC Portal, Selasa (25/7/2023).
Setelah penindakan, satu dari tiga ekor sapi yang terinfeksi di Kelurahan Atula mati. Sementara 11 ekor positif akut lainnya di Desa Penanggoosi terpaksa disembelih dan diawasi langsung petugas peternakan.
"Dua ekor yang tertular dan pulih di Atula telah dikarantina hingga 30 hari," katanya.
Kendati demikian, masyarakat tidak perlu panik karena penyakit tersebut bersifat zoonosis (tidak menular kepada manusia) dan hanya menyerang ternak sapi Bali serta silangannya. Untuk mempertegas larangan penutupan, Pemda Koltim telah menerbitkan surat edaran dengan Nomor : SO0.7.2./s/ 2023.
Awal mula temuan sapi yang positif terinfeksi virus pada kedua wilayah setempat setelah dilakukan pemeriksaan sampel darah dengan metode Uji Konv-PCR oleh Balai Besar Veteriner. Para peternak saat ini diimbau karantina atau isolasi terhadap ternak sapi yang diduga terinfeksi dan menyegerakan diri melapor kepada petugas kesehatan hewan.
Penyemprotan desinfektan di area kandang harus dilakukan setiap hari. Hal itu untuk menghalau lalat dan nyamuk penghisap darah tidak menyebarkan virus penyakit jembrana ke ternak lainnya.
"Saat ini kami butuh 20.000 dosis vaksin. Usulan ini sudah kami ajukan ke Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian," ucapnya.
Editor: Donald Karouw