Mengenai kondisi perubahan cuaca belakangan ini sering terjadi hujan pada siang ataupun sore hari, Agusmin menuturkan, kini sudah masuk musim kemarau di wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.
Untuk kejadian seperti itu (Water Spout) memang biasanya tercipta saat peralihan musim kemarau karena terbentuknya awan Cb. Tetapi, musim kemarau belum tentu tidak hujan.
"Bisa saja terjadi hujan, namun ada beberapa syarat yang terpenuhi. BMKG biasanya melihat dari satu dasarian (10 hari). Jika curah hujan di bawah 50 milimeter selama tiga dasarian, dan sudah memenuhi kriteria di bawah 50 milimeter sudah disebut musim kemarau," paparnya.
Berdasarkan imbauan dari BMKG pusat, sudah memasuki musim kemarau. Kendati demikian, menjadi poin penting yaitu musim kemarau belum tentu tidak ada hujan. Bila dikaitkan dengan adanya perubahan iklim, kata dia, terlalu jauh dari kejadian itu.
"Memang perubahan iklim pasti ada, cuma kita bisa rasakan. Misalnya, kita mundur ke beberapa tahun ke belakang, bila bercermin tahun ini pasti ada perubahan. Namun bisa jadi dampak kejadian water spout itu dari perubahan iklim, karena pemanasan dan pasang surut," ujarnya.
Berkaitan seringnya hujan turun, Agusmin menambahkan ada faktor mempengaruhi seperti pertumbuhan massa angin terlambat di Selat Makassar bagian Selatan yang memanjang ke arah barat.
Walaupun begitu, biasanya kejadian tersebut tidak terlalu lama, mengingat BMKG sudah mengeluarkan status musim kemarau sudah berlangsung.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait