Apalagi kata dia, paslon Firdaus -Hengky yang didukung kekuatan besar dan partai mayoritas ditambah kekuatan besar di belakangnya hingga kini surveinya belum mencapai 50 persen.
"Ini bisa mengejar dan mengalahkan jika masyarakat bisa betul-betul menentukan pilihan yang sesuai dengan hati nurani karena kedua-duanya memiliki peluang yang sama," bebernya.
Meski demikian, pihaknya mengakui masih cukup banyak orang yang meragukan Syamsari Kitta karena dianggap belum maksimal sebagai bupati sebelumnya, namun pihaknya berdalih hal itu disebabkan pandemi Covod-19 yang mendera saat itu.
Suwadi menandaskan salah satu keuntungan paslon Syamsari-Natsir keduanya membawa isu kedaerahan (primordial) yang mengklaim diri sebagai orang asli Takalar.
Selain isu tersebut, pasangan Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim dinilai pasangan komplit dan berpengalaman di pemerintahan, karena Syamsari merupakan Bupati Takalar 2017, sementara calon wakilnya, Natsir Ibrahim adalah mantan wakil bupati Takalar periode sebelumnya yang juga putra mantan bupati dua periode Ibrahim Rewa.
"Keduanya (Syamsari Kitta-Natsir Ibrahim) merupakan pasangan yang sudah berpengalaman di pemerintahan, mantan bupati dan mantan wakil bupati. Jadi peluang menang masih terbuka lebar," kata pengamat politik dari Unismuh Makassar, Ridwan Pawallang yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut.
Diskusi politik ini tidak hanya menghadirkan Direktur Eksekutif PT IPI Suwadi Idris Amir dan Pengamat Politik Unismuh Ridwan Fawallang, tetapi juga Tokoh Literasi dan penulis nasional Bachtiar Adnan Kusuma dan Direktur PT GSI Muhammad Ridwan Saleh.
Bachtiar menambahkan bahwa meski Syamsari Kitta dinilai tidak maksimal dalam memimpin di periode sebelumnya, namun perlu dicatat bahwa dia juga telah mampu membawa keberhasilan bagi Takalar yakni di bidang pendidikan dan keagamaan.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait