Selain komoditi perikanan, produk pertanian juga diharapkan dapat diekspor, seperti beras. Pemerintah pusat sebutnya, telah memberi sinyal dapat diekspor ke berbagai negara.
"Beras termasuk, karena Bapak Presiden sudah memberikan sinyal. Jika mau diekspor tidak ada masalah karena sekarangkan kita suplai 27 provinsi lain. Kita ada over stock sehingga bisa dibawa keluar, tinggal bagaimana pelaku menjaga kualitas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamilo menyebutkan, pada periode Januari-September 2021, ekspor perikanan tujuan Hongkong melalui Bandara Sulhas transit di Jakarta didominasi ikan hidup seperti ikan kerapu, udang mantis dan kepiting bakau. Ikan segar seperti kerapu, tenggiri, layur. Juga ikan kering seperti teripang dan perut ikan.
"Volumenya sebesar 529 ton dengan nilai Rp20,3 miliar. Dengan adanya fasilitas ekspor direct flight Makassar tujuan Hongkong ini ke depan tidak ada lagi ekspor tujuan Hongkong yang dilakukan indirect (tidak langsung) melalui wilayah lain sehingga penerbangan selanjutnya sudah dapat meningkatkan volume kargo baik sektor industri, perikanan, pertanian dan UMKM," katanya.
Ekspor dilakukan dengan penerbangan ke Hong Kong dengan jadwal 1 minggu setiap kali setiap hari Sabtu menggunakan Air Bus 330 Seri 300 dengan pengangkutan 30-40 ton.
Pada acara ini juga Plt Gubernur menyerahkan Sertifikat Kesehatan Ikan kepada para eksportir. Pelaku ekspor di antaranya, CV Yugha Abadi Jaya, CV Aquamarindo Pratama, CV Marine Jaya, CV Karya Sejahtera, PT Indojaya Marina, CV Makassar Bahari Lestari, CV Safwa Bahari, CV Budu Jaya, CV Rezki Abadi.
Editor : Donald Karouw
gubernur sulawesi selatan andi sudirman sulaiman ekspor perikanan bandara sultan hasanuddin pemprov sulsel
Artikel Terkait