MAROS, iNews.id - Kasus tewasnya seorang mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar saat mengikuti kegiatan Diksar Mapala 09 Unhas di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa hari lalu masih terus diselidiki polisi. Bahkan, polisi akan memeriksa pihak panitia diksar.
Namun, pascameninggalnya Virendy Wehantouw (19), dalam kegiatan itu, pihak keluarga almarhum menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban
Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Slamet mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian itu meski pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban.
Penyelidikan yang dilakukan polisi yakni meminta keterangan sejumlah saksi-saksi mulai dari panitia penyelenggara hingga warga yang ada di lokasi diksar.
"Kami akan melakukan beberapra klarifikasi kepada panitia, para peserta, dan warga sekitar lokasi diksar," katanya, Senin (16/1/2023).
Dia mengatakan, untuk pemeriksaan saksi-saksi itu akan dijadwalkan oleh pihaknya.
"Untuk panitia akan kami jadwalkan. Sejauh ini, sementara saksi yang kami lakukan klarifikasi adalah dari pelapor, yakni saudara dari korban," ungkapnya.
Sebelumya, Virendy Wehantouw tewas saat mengikuti kegiatan Diksar Mapala 09 Unhas di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Slawesi Selatan (Sulsel) beberapa hari lalu msih terus diselidiki polisi.
Korban adalah satu dari 10 peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut dan satu-satunya dari Teknik Sipil.
Saat meninggal dunia, korban sempat dikabarkan sesak napas yang diduga akibat kelelahan ketika menempuh perjalanan jauh yang melintasi pegunungan, hutan dan sungai.
Namun, hal itu dibantah oleh keluarga korban yang menyebut bahwa Virendy tidak memiliki riwayat penyakit asma.
"Tidak pernah ada sama sekali penyakit asma ataupun apa, tidak ada. Tidak ada riwayat penyakit sama sekali," kata keluarga almarhum Rian.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait