Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Isran Ramli membekukan UKM Mapala. (Foto: Yoel Yusvin/iNews)

MAKASSAR, iNews.id - Buntut tewasnya Virendy Marjefi Wahentouw, mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, saat mengikuti diksar mapala 09 di Desa Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dibekukan. Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Isran Ramli. 

Dia mengatakan, bukan hanya kegiatannya saja yang dibekukan tetapi juga organisasinya sampai batas waktu yang belum ditentukan.

"UKM Mapala 09 Fakultas Teknik ini kita bekukan sementara kegiatan-kegiatan sampai waktu yang belum kita tentukan waktunya," katanya saat berkunjung ke rumah duka di Jalan Satelite Dua, Makassa, Senin (16/1/2023).

"Di samping itu, UKMnya juga dibekukannya. Jadi bukan hanya kegiatan saja, tapi juga UKMnya juga dibekukan sampai waktu yang belum kita tentukan," ujarnya.

Bentuk tim khusus  

Untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya, pihaknya juga membentuk tim khusus terpadu. Tim ini, kata dia, akan melakukan investigasi terkait tewasnya mahasiswa tersebut.

"Kita ingin menggali lebih dalam kronologi peristiwa tersebut dan kita juga jadikan pelajaran dalam kegiatan-kegiatan UKM," ujarnya.

Nantinya, sambungnya, tim akan turun langsung ke lokasi diksar dan melibatkan ahli psikolog mengingat hampir seluruh panitia pelaksana yang tergabung dalam UKM Mapala 09 Unhas sempat syok pascakejadian itu.

Untuk memperlancar proses investigasi di lapangan, kata dia, UKM Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas sudah dibekukan dan tidak diperbolehkan melakukan berbagai bentuk kegiatan di luar kampus.

Sementara itu, ayah korban James Wahentouw mengaku sudah mengihklaskan kepergian anaknya. Namun, ia meminta perkara ini tetap dilanjutkan. 

"Kita sudah ikhlaskan, tapi kami mau teruskan perkara ini karena SOP-nya tidak sesua, tidak ada izin dari kepolisian dan pemerintah setempat karena cuaca sedang ekstrem," ungkapnya. 
 
Setelah kejadian itu, kata dia, keluarga mendapat kabar bahwa anaknya sedang di rumah sakit dan tidak dikabarkan jika sudah meninggal.
  
Dari keterangan sang ayah, korban diketahui dua kali drop saat perjalanan di lokasi diksar, namun terus dipaksa. 

"Kami dapat kabar pagi, tapi tidak dibakarkan meninggal hanya dibilang ada di rumah sakit, pas kami cek ternyata sudah meninggal. Saya sesalkan kejadian ini," ungkapnya.


Editor : Candra Setia Budi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network