MAKASSAR, iNews.id – Kasus penculikan yang menimpa Bilqis (4) balita asal Kota Makassar menjadi sorotan publik. Setelah hampir sepekan dinyatakan hilang, Bilqis akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat di tengah kawasan hutan Suku Anak Dalam (SAD), Kabupaten Merangin, Jambi, Sabtu (8/11/2025) malam.
Kisah penculikan ini mengungkap rantai panjang jual beli manusia lintas provinsi, di mana korban kecil itu dijual hingga tiga kali, dari Makassar, Sukoharjo, hingga Jambi, dengan harga yang terus meningkat.
Informasi dirangkum iNews, peristiwa penculikan bermula pada Minggu (2/11/2025) di Taman Pakui Sayang, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Saat itu, ayah Bilqis, Dwi Nur Mas (34), tengah bermain tenis sementara putrinya bermain di area playground tak jauh dari lapangan.
Namun dalam hitungan menit, sang anak tiba-tiba menghilang dari pandangan. Panik dan cemas, sang ayah segera melapor ke polisi. Pencarian besar-besaran pun dilakukan oleh Polrestabes Makassar bersama warga sekitar. Rekaman CCTV di sekitar lokasi menjadi petunjuk pertama, memperlihatkan seorang perempuan membawa pergi Bilqis.
Dari hasil penyelidikan, pelaku pertama berinisial SY (30) warga Makassar, ditangkap setelah terbukti membawa Bilqis ke kos miliknya. Kepada polisi, SY mengaku menjual Bilqis kepada NH (29) warga Sukoharjo seharga Rp3 juta.
Tim gabungan Resmob Polrestabes Makassar segera bergerak ke Sukoharjo, Jawa Tengah dan menangkap NH di sebuah kos. Namun Bilqis tidak ditemukan karena sudah dijual kembali.
Dari pengakuan NH, Bilqis dijual kepada pasangan suami istri MA (42) dan AS (36) warga Kabupaten Merangin, Jambi seharga Rp30 juta. Polisi kemudian melanjutkan pengejaran hingga ke Provinsi Jambi dengan bantuan Polda Jambi dan Polres Kerinci.
Kedua pelaku akhirnya ditangkap di penginapan kawasan Sungai Penuh, namun kembali ditemukan fakta mengejutkan, Bilqis tidak ada karena ternyata sudah dijual lagi.
Pasangan MA dan AS mengaku menjual Bilqis ke warga Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Merangin seharga Rp80 juta. Saat tim gabungan polisi tiba di lokasi, mereka sempat menghadapi kendala karena kelompok SAD meminta tebusan Rp100 juta sebelum mengizinkan Bilqis dibawa kembali.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait