JAKARTA, iNews.id - Inilah keutamaan bulan Sya'ban dan amalan yang bisa dikerjakan oleh umat Muslim. Bulan Sya'ban tahun 1444 H kali ini bertepatan dengan tanggal 21 Februari 2023.
Meski tidak termasuk bulan haram dalam kalender Hijriah, bulan Sya'ban adalah salah satu bulan istimewa yang memiliki banyak keutamaan. Terletak antara Rajab dan Ramadhan, Sya'ban adalah penyambut Syahrus Shiyam.
Rasulullah SAW bersabda:
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم -- حديث صحيح رواه أبو داود النسائي
"Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Sya'ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa." (HR Abu Dawud dan Nasa'i)
Keutamaan Bulan Sya'ban
Berdasarkan hadits di atas, diterangkan bahwa banyak orang yang melalaikan bulan Syaban karena terletak di antara dua bulan yang memiliki keutamaan besar, yakni bulan Rajab dan Ramadhan. Karena itu, bulan yang sering dilalaikan ini memiliki keutamaan yang besar sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah dalam hadits berikut:
“Beribadah di waktu haraj (banyak manusia lalai) pahalanya seperti berhijrah kepadaku” (H.R Muslim)
Besarnya keutamaan beribadah tersebut tidak lain karena banyak orang yang lalai. Menjalankan ibadah ketika kebanyakan orang turut menjalankannya mungkin akan terasa mudah, tapi bagaimana jika ibadah-ibadah itu dilakukan di saat banyak orang sedang lalai?
Oleh karenanya, ujian yang sesungguhnya justru salah satunya ada di bulan Sya'ban. Ketika tidak banyak orang yang melaksanakan dan melihatnya, di situlah keimanan akan diuji. Maka dari itu, memperbanyak ibadah kala orang sedang lalai adalah sebuah keutamaan yang besar.
Salah satu keistimewaan bulan ini adakah terletak pada pertengahan yang umum disebut sebagai Nisfu Sya'ban. Secara harfiah, Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban.
Pada malam ini, disebutkan bahwa para malaikat pencatat amalan menyerahkan catatan amal manusia kepada Allah SWT. Pada malam Nishfu Sya'ban pula catatan-catatan amal manusia setiap tahun akan diganti dengan yang baru.
Mengutip laman NU Online, Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Dikatakan bahwa malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sementara seluruh syafaat itu diberikan secara penuh pada malam ke-14.
Dengan demikian, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun pada malam ke-15. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban tersebut catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Amalan-Amalan di Bulan Sya'ban
Bulan Sya’ban adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Bahkan Nabi Muhammad dikatakan hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam dalil-dalil syar’i berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Dari Ummu Salamah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)
Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya.
Selain ajuran berpuasa, Syaban dianggap bulan yang mulia karena di bulan ini Allah menurunkan ayat perintah untuk bershalawat pada bulan ini. Perintah tersebut tercantum dalam ayat berikut:
Editor : Komaruddin Bagja