Webinar Sulsel menuju New Normal. (Foto: iNews).

MAKASSAR, iNews.id - Pemerintah Kota Makassar diminta menggalakkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait wabah pandemi Covid-19. Kondisi yang terjadi sekarang seperti penolakan dan pengambilan jenazah pasien secara paksa karena minimnya pemahaman warga.

Universitas Indonesia Timur (UIT) yang juga pengamat kesehatan, Andi Maryam mengatakan, sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif, bahkan sampai ke tingkat RT dan RW. Jangan sampai informasi dari pemerintah kalah dengan hoaks yang beredar di media sosial.

"Kalau ada hoaks, harus langsung dibantah," kata Andi dalam Webinar New Normal Sulsel yang disiarkan iNews, Kamis (11/2/2020).

Untuk memutus mata rantai virus corona, kata dia, bila edukasi dan sosialisasi dilakukan secara masif, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah harus tinggi. Dengan begitu mereka siap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan penanganan Covid-19.

Menurut dia, untuk memutus mata rantai penularan virus corona, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bisa diterapkan kembali, bahkan lebih ketat. Namun selama masa PSBB ini, tim gugus tugas Covid-19 bisa melakukan tracking lebih masif dan rapid test.

"Kemudian untuk pengawasan di masyarakat, bukan hanya di jam-jam tertentu. Harus ada yang aktif agar tidak ada celah, misalnya pada malam hari ada pemuda yang berkumpul-kumpul, dan tidak menerapkan protokol kesehatan," ujar dia.

Data sementara hingga Rabu (10/6/2020) jumlah pasien terkonfirmasi positif virus corona di Sulawesi Selatan (Sulsel) sebanyak 2.383 orang, atau mengalami penambahan 189 kasus baru. Kenaikan angka tersebut terus melonjak selama satu pekan terakhir.


Editor : Andi Mohammad Ikhbal

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network