BULUKUMBA, iNews.id - Kepala Puskesmas Ujungloe, Asrianti, membantah tudingan kalau dia memperjualbelikan masker bantuan pemerintah. Pernyataan sejumlah pegawai tersebut dinilai hanya untuk merusak nama baiknya saja.
"Mereka berusaha menjatuhkan saya dengan cara merusak nama baik saya," kata Asrianti usai rapat dengar pendapat di Komisi D DPRD Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Rabu (6/5/2020).
Menurut dia, jumlah pasokan masker N95 yang dimiliki puskesmas sangat terbatas. Lalu untuk menyiasatinya, dia membagi jam kerja petugas kesehatan menjadi sistem shifting, sehingga pegawai hanya tiga kali hadir dalam sepekan.
Asrianti juga mengakui menahan membagikan masker N95 karena alasan untuk Tim Gerak Cepat Covid-19 Ujungloe. Namun masker tersebut sudah habis karena dibagikan secara bertahap.
Kemudian terkait tudingan bahwa dia telah menjual masker bantuan pemerintah desa, dia mengatakan, hanya memfasilitasi pemerintah desa mencukupi persediaan masker.
"Bidan Desa Manjjaling minta tolong dibelikan masker, karena saya kebetulan mau beli kursi roda buat mertua di Makassar. Mereka meminta difasilitasi karena mereka tidak tahu harus beli di mana, makanya saya tolong," katanya.
Asrianti mengaku hanya membantu mitra kerja di bidang kesehatan, apalagi untuk kebaikan orang banyak di desa. Bukan hanya Desa Manjjaling, dia juga mengaku menfasilitasi Desa Padangloang, Seppang dan Desa Salemba.
"Itu juga kenapa saya yang pegang masker, karena dimintai tolong oleh anak magang Apoteker di Puskesmas Ujungloe," ujarnya.
Dia mengaku, sudah menyuruh anak magang itu menyimpan masker. Namun ditolak dengan alasan takut diserbu oleh para petugas puskesmas.
"Karena bukan satu, tapi banyak diambil petugas, mereka terlalu parno dengan penyebaran virus corona, biasa ambil double masker bedahnya, padahal mereka bukan yang menangani dan memeriksa pasien Covid-19," ujar dia.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait