MAKASSAR, iNews.id - Air laut di sepanjang bibir Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tampak berlumpur dan menimbulkan bau menyengat. Kondisi ini dinilai karena tidak adanya sirkulasi air di sana akibat proyek reklamasi kawasan Center Point of Indonesia.
"Ini memang menjadi salah satu dampak reklamasi. Bukan hanya ke lingkungan, tapi juga terhadap nelayan," kata Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amien, di Kota Makassar, Sulsel, Kamis (6/2/2020).
Menurut dia, kondisi ini terjadi sejak ada proyek reklamasi di depan Pantai Losari, yakni kawasan Center of Indonesia atau CPI seluas 157,23 hektare. Reklamasi ini membuat sirkulasi air terganggu, sehingga ada endapan lumpur yang membuat warna laut berubah dan berbau.
Kemudian, dampak lainnya kepada nelayan yakni sulitnya menuju perairan lepas pantai. Sirkulasi air laut ini membuat nelayan di pesisir Makassar harus bekerja keras untuk mencapai perairan lepas.
"Karena tidak adanya arus di sekitar wilayah reklamasi. Jadi nelayan sulit menuju ke laut lepas," ujarnya.
Hasil tangkapan nelayan pun tak bisa maksimal di sekitar perairan pantai. Sebab, reklamasi dinilai telah membuat ikan-ikan menjauh ke tengah-tengah laut, sehingga mereka harus mengejarnya.
"Itu masalah yang dialami masyarakat di Makassar. Sedangkan di sekitar Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, mereka mengalami abrasi akibat pengambilan pasir laut," katanya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait