JAKARTA, iNews.id – Cerita rakyat Tana Toraja ini berjudul Tomanurun. Cerita rakyat ini mengisahkan Polo Padang yang diadaptasi dari buku Struktur Sastra Lisan Tana Toraja terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemdikbud pada tahun 1986.
Tomanurun merupakan judul cerita rakyat yang ditulis Dewi Khairiah dan diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 2016. Dalam kisah ini, pembaca diajak berkenalan dengan negeri kayangan, bidadari, dan penghuni langit dan bumi yang bisa berbicara. Kisah ini juga sarat pesan moral yang dapat diteladani.
Polo Padang, pemuda yang mempunyai kebun siap panen, merasa kesal karena ada yang merusak kebunnya. Dia pun berinisiatif berjaga untuk menemukan pelaku perusakan. Hawa dingin malam tidak membuatnya lengah sekalipun.
Tiba-tiba dari bawah cahaya bulan, ada tiga bayangan terlihat turun ke tengah kebunnya. Tiga wanita cantik entah dari mana, memetik buah dan sayur yang siap panen sambil bersenda gurau. Ternyata, mereka adalah tiga bersaudara dari negeri kayangan.
Polo Padang mendadak emosi karena hasil kebunnya habis.
Salah seorang bidadari yang keasikan bercanda tidak sengaja menjatuhkan selendangnya ke tanah. Polo Padang mengambil dan menyembunyikannya.
Bidadari itu panik karena selendangnya hilang. Mereka mencari selendang itu sampai matahari hampir terbit, tetapi tidak ketemu. Akhirnya dua bidadari lainnya harus segera kembali ke kayangan, meninggalkan adik bungsu mereka yang tidak bisa ikut karena kehilangan selendang.
Setelah para kakak bidadari itu pergi, Polo Padang mendekatinya. Bidadari itu takut akan ditangkap. Polo Padang memberikan pilihan bidadari itu harus bekerja di kebun yang telah dirusaknya atau menikah dengan pemuda itu.
Akhirnya, dengan berat hati bidadari itu memilih menikah dengan syarat setelahnya dia harus kembali ke kayangan. Dia juga meminta syarat lain, yaitu tidak berkata kasar seperti umpatan atau makian.
Polo Padang pun bersumpah menepati syarat itu.
Namun, ternyata dia tidak bisa kembali ke kayangan karena telah menikahi manusia dan ayahnya tidak merestui hubungan mereka.
Bidadari itu sangat sedih. Mau tidak mau dia harus terbiasa dan menjalani hidup seperti manusia. Mereka pun dikaruniai seorang putra bernama Pairunan.
Melanggar sumpah
Pairunan asyik bermain gasing di halaman rumah. Ayahnya sedang membelah kayu tidak jauh dari tempatnya bermain, sedangkan ibunya menenun kain dari dalam kamar.
Malapetaka terjadi. Saat memutar gasing, ibunya memanggil dari dalam rumah. Pairunan langsung menghampiri tanpa sadar putaran gasing itu mengenai ayahnya.
Polo Padang spontan mengucapkan makian kepada Pairunan. Anak itu gemetar ketakutan. Istrinya langsung keluar rumah.
"Kamu telah melanggar sumpahmu!" serunya.
Bidadari yang telah menjadi istrinya itu pun langsung mengenakan pakaian yang dia pakai pertama kali saat turun ke bumi. Dia menggendong Pairunan dan kembali ke kayangan. Polo Padang terduduk lemas dan menyesali perbuatannya.
Mencari Negeri Kayangan
Polo Padang memutuskan untuk mencari anak dan istrinya. Meski tidak tahu di mana negeri kayangan, dia nekad berkelana sambil membawa gasing emas milik Pairunan.
Dalam perjalanannya, dia menghadapi laut yang luas. Polo Padang hampir menyerah karena dia tidak mungkin bisa melewati laut itu.
Kemudian, Kerbau Putih yang bisa berbicara menghampirinya. Kerbau Putih itu tahu maksud perjalanan Polo Padang dan membantunya melewati lautan.
Malam hari, Polo Padang memandangi bulan. Ajaib! Bulan itu juga bisa berbicara. Polo Padang bertanya bagaimana caranya dia bisa sampai ke negeri kayangan. Bulan menjawab yang bisa mengantar Polo Padang hanya bintang.
Polo Padang akhirnya meminta bantuan bintang. Bintang menyuruhnya berpegangan erat-erat padanya. Mereka melesat menuju langit ke tujuh hanya dalam hitungan menit.
Polo Padang akhirnya sampai ke negeri kayangan.
Meski telah sampai, dia tidak tahu bagaimana cara menemukan istananya. Tak disangka, Polo Padang bertemu dengan dayang-dayang istana yang sedang mengambil air di sumur untuk mandi Pangeran Pairunan.
Dia memiliki akal untuk meminta air. Kemudian, dia mengisinya lagi dengan memasukkan gasing emas milik Pairunan.
Di istana, Pairunan tertarik pada benda berkilauan yang ada di kolam mandinya.
Dia mengambil benda tersebut dan menunjukkan pada ibunya. Ibunya terkejut dan memerintahkan para pengawal istana untuk mencari seorang pemuda pengelana di negeri kayangan.
Para pengawal istana menemukan Polo Padang dan membawanya ke istri dan anaknya. Mereka tidak percaya Polo Padang bisa sampai sejauh ini. Mereka menangis bersama.
Tiba-tiba datang raja yang marah. Polo Padang dan istrinya memohon agar mereka direstui. Hati raja tersentuh, tetapi Polo Padang harus melewati sejumlah rintangan untuk bisa berkumpul kembali dengan istri dan anaknya.
Ujian untuk Polo Padang
Ujian pertama adalah mengisi kendi yang bolong dengan air sampai penuh. Hal ini tentu mustahil. Polo Padang putus asa karena merasa tidak bisa memenuhi ujian itu.
Kemudian, seekor belut menghampirinya dan bertanya. Polo Padang pun menceritakan kisahnya yang berjuang ke negeri kayangan demi berkumpul kembali dengan anak istri.
Belut merasa iba. Belut membantunya dengan syarat keturunannya tidak boleh menangkap atau memakan belut itu dan keturunannya.
Belut tersebut menutup lubang dengan lendirnya sehingga air bisa terisi penuh. Polo Padang berhasil melewati ujian pertama.
Ujian kedua adalah menumbangkan satu lembah pohon kenari. Dia melaksanakan tugasnya dengan berbekal kapak. Menjelang petang, Polo Padang hanya berhasil menumbangkan beberapa saja.
Raja Angin melihat usaha Polo Padang dan merasa kasihan. Akhirnya, Raja Angin membantunya dengan hembusan angin yang kuat dan menumbangkan seluruh pohon di lembah itu. Polo Padang berhasil menyelesaikan ujian kedua.
Ujian ketiga adalah mengumpulkan satu nyiru biji jewawut yang ditumpahkan di atas sebuah hutan. Namun, Polo Padang hanya bisa mengumpulkan segenggam.
Raja Pipit melihatnya dan juga mendengar kisahnya. Raja Pipit membantunya dengan syarat keturunannya harus dibiarkan bila bertengger di atap rumah. Kemudian, Raja Pipit memerintahkan ribuan burung pipit untuk mengumpulkan biji jewawut di hutan itu. Polo Padang berhasil memenuhi ujian ketiganya.
Pada ujian keempat, Polo Padang ditugaskan keluar dari gudang yang dikunci rapat. Polo Padang mencari celah, tetapi gagal.
Kemudian, dia melihat seekor tikus. Dia menceritakan kisahnya dan meminta bantuan tikus tersebut. Tikus turut membantunya dengan menggerogoti pintu sampai sebuah lobang seukuran badan Polo Padang terbentuk. Polo Padang berhasil melewati ujian keempat.
Sampailah dia ke ujian terakhir. Kunang-kunang sudah berjanji untuk membantunya. Istrinya beserta enam orang wanita lain yang berperawakan mirip di tempatkan dalam kamar-kamar terbuka dengan mata yang ditutup kain.
Kamar tersebut menjadi gelap gulita.
Polo Padang harus menebak di mana istrinya berada. Kunang-kunang menepati janjinya dengan berputar-putar di kepala wanita nomor enam.
Dia segera menarik wanita itu yang benar adalah istrinya. Akhirnya, Polo Padang berhasil menuntaskan semua ujian tersebut.
Tomonurun
Raja akhirnya menerima Polo Padang sebagai menantunya. Perjuangan Polo Padang tidak sia-sia. Dia bisa kembali berkumpul dengan anak istri.
“Kembalilah kau bersama anak dan istrimu ke bumi sebagai tomanurun,” kata Baginda Raja.
Tomanurun dalam bahasa tana toraja artinya orang-orang yang turun dari langit ke bumi.
Itulah cerita rakyat tana toraja yang menarik untuk diceritakan. Melalui cerita ini, kita dapat mengambil pesan moral, yaitu menjaga ucapan sebaik mungkin dan berusaha menepati janji.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait