Namun, belakangan baru sadar telah ditipu setelah memeriksa rekening lembaga. Ternyata tidak ada uang masuk baik yang berjumlah Rp8,5 juta atau Rp3,5 juta. Bahkan panti asuhan ini rugi Rp5,5 juta. Ternyata selama ini struk transfer yang dikirim penipu adalah palsu.
"Saya cek rekening, ternyata tidak pernah ada uang masuk sejumlah yang disebutkan pencatut Kapolres itu. Saya baru sadar telah ditipu," ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Sumillan, Kecamatan Alla. Modusnya hampir sama, si penipu berpura-pura mengirim uang dan meminta sebagian ditransfer kembali ke rekening yang disebut si penipu.
Penipu mengaku mentransfer Rp13,5 juta dan minta ditransfer kembali Rp5,5 juta, kemudian sisanya untuk Pesantren Darul Arqam itu. Meski yang terjadi di belum bisa dipastikan apakah juga mencatut nama Kapolres Enrekang atau tidak, namun modusnya mirip.
Kedua lembaga ini telah meminta kepolisian untuk mengusut kasus ini agar jangan sampai ada korban lainnya.
Kapolres Enrekang AKBP Andi Sinjaya telah mendengar informasi penipuan yang mencatut namanya ini. Dia meminta masyarakat tidak mudah percaya dan mengecek dulu kebenarannya terhadap orang tak dikenal apalagi sampai mengaku sebagai kapolres dan meminta uang.
"Saya minta ke masyarakat, atau lembaga tidak mudah percaya begitu saja. Apalagi jika memakai nama pejabat, perlu ditelusuri dulu kebenarannya baru mengambil tindakan. Jangan sampai menyesal. Saya juga sangat mengutuk tindakan pencatutan nama saya," ujarnya.
Kapolres juga telah memerintahkan Satreskrim untuk mengusut kasus ini, dan mulai mengumpulkan sejumlah bukti termasuk nomor handphone dan rekening yang disebut si penipu untuk diketahui nama pemiliknya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait