Salah satunya, orang Bugis menyebut kata "Toraja" dengan "to riaja", artinya orang yang berdiam di negeri atas. Sementara orang Luwu menyebut dengan kata "to riajang", artinya orang yang berdiam di sebelah barat.
Sedangkan pendapat lain menyebut kata "Toraja" berasal dari dua kata, yakni "to" yang berarti orang dan "raya", berasal dari kata "maraya", dengan arti besar atau bangsawan.
Ada pula asal-usul Suku Toraja menurut kepercayaan masyarakat Toraja. Konon, mereka meyakini leluhur mereka berasal dari nirwana.
Masyarakat Suku Toraja percaya nenek moyang mereka adalah manusia pertama yang menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana. Tangga itu pula berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Mahakuasa).
Menurut Abd. Rahman Rahim, masyarakat Suku Torajaya berasal dari Teluk Tonkin, yang berlokasi di sekitar Vietnam Utara dan China Selatan. Tempat itu dipercaya sebagai asal-usul Suku Toraja.
Para imigran dari kawasan tersebut semula tinggal di wilayah Pantai Sulawesi. Kemudian, mereka pindah ke dataran tinggi yang saat ini menjadi tempat tinggal masyarakat Suku Toraja.
Selain itu, kata Abd. Rahman Rahim dalam bukunya, masyarakat Tana Toraja merupakan percampuran budaya antara pribumi yang mendiami daratan tinggi Sulsel dan imigran dari Teluk Tonkin-Yunnan, China Selatan.
Proses asimilasi antara kedua kelompok masyarakat ini dimulai ketika imigran dari Indochina berlabuh di sekitar hulu sungai, yang diperkirakan berlokasi di daerah Enrekang. Para imigran ini kemudian membangun permukiman mereka di daerah tersebut.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait