get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir di Semarang Mulai Surut, Jalan Kaligawe Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Walhi Sebut Sulsel Sudah Tiga Kali Dilanda Cuaca Ekstrem Sejak Akhir Tahun 2021

Rabu, 23 Februari 2022 - 11:23:00 WITA
Walhi Sebut Sulsel Sudah Tiga Kali Dilanda Cuaca Ekstrem Sejak Akhir Tahun 2021
Banjir merendam delapan kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan hingga 1,5 meter. Masyarakat pun menggunakan perahu untuk beraktivitas. (Foto: Hasil tangkapan layar)

MAKASSAR, iNews.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut bahwa Provinsi Sulsel telah dilanda tiga kali cuaca ekstrem sejak akhir tahun 2021. Hal ini terlihat dari peringatan dini yang dikeluarkan BMKG.

"Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah tiga kali mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di Makassar, kondisi ini tentu tidaklah normal," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel, Muhammad Al Amin, Selasa (23/2/2022).

Dia mengatakan intensitas hujan yang tinggi dan mengalami perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya menjadi salah satu indikator terjadi krisis iklim di Sulsel. Menurutnya hal ini dipengaruhi kerusakan lingkungan.

Berdasarkan informasi dari BMKG bahwa sejak 20 hingga 23 Februari 2022 beberapa daerah di Sulsel mengalami cuaca buruk, termasuk Kota Makassar yang selalu menjadi langganan banjir.

"Krisis iklim merupakan puncak dari kerusakan lingkungan. ini terjadi karena kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan tingginya produksi karbon," paparnya.

Dia mengatakan, kerusakan lapisan ozon itu memicu suhu bumi menjadi tinggi, sehingga menimbulkan cuaca yang susah diprediksi (unpredictible), bahkan mengarah ke kondisi yang semakin ekstrem.

Berdasarkan catatan Walhi tutupan hutan di Sulsel tersisa 32 persen atau sekitar 1.479.181,01 hektare. Sementara, 68 persen atau 3.180.562,41 hektare masuk ke dalam kategori tutupan nonhutan.

Dengan demikian, jika Sulsel kembali kehilangan 2 persen saja dari tutupan hutannya, maka provinsi ini akan kolaps. Pasalnya dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan minimal tutupan hutan 30 persen.

Selain itu, tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi tangkapan air terbesar di Sulsel juga dalam kondisi kritis. Ketiga DAS itu yakni Walanae, Saddang dan Jeneberang.

Al Amin mengatakan jika Plt Gubernur tidak memulihkan lingkungan maka kerusakan lingkungan akan terus terjadi. Hal ini membawa masyarakat Sulsel ke lubang bencana yang lebih besar di masa yang akan datang.

Editor: Dita Angga Rusiana

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut