Ramai soal Meriam Peninggalan Kesultanan Buton Diangkut TNI, Ini Penjelasan Dandim 1413
BAUBAU, iNews.id - Beredar video yang menunjukkan sejumlah personel TNI dari Kodim 1413 Buton diduga mengangkut paksa dua meriam peninggalan Kesultanan Buton dari halaman Masjid di Kelurahan Kadolomoko, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Tindakan ini memicu kehebohan dan reaksi keras dari tokoh masyarakat.
Meriam-meriam tersebut diketahui berasal dari bekas gudang rempah-rempah yang dilengkapi dengan benteng kecil atau loji di masa Kesultanan Buton. Pengangkutan meriam ini dilakukan tanpa izin resmi dari Pemerintah Kota Baubau, meskipun Kodim 1413 Buton sebelumnya telah melayangkan surat permintaan.
Dandim 1413 Buton, Letkol Infanteri Ketut Janji menjelaskan, meriam tersebut akan diamankan dan dirawat agar tidak rusak. Meriam-meriam itu, kata dia akan dikembalikan ke tempat asalnya jika kembali diminta masyarakat.
"Kami mengambil meriam itu bukan yang sudah terpasang tapi yang terbengkalai di tempat-tempat sampah kami mau amankan dan kumpulkan di Kodim dibersihkan dan dirawat. Setelah itu kami akan laporkan ke pemerintah daerah sama kesultanan," ujar Letkol Infanteri Ketut Janji di Makodim 1413 Buton, Kamis (11/7/2024).
Tindakan Kodim 1413 Buton itu menuai penolakan keras dari berbagai lapisan masyarakat Kota Baubau dan Lembaga Adat Kesultanan Buton. Bagi mereka, meriam-meriam tersebut merupakan peninggalan bersejarah yang tak ternilai dan tidak boleh dipindahkan dari tempat asalnya.
Pada kesempatan yang sama Kapitalao Sukanaeyo Lembaga Adat Kesultanan Buton, La Ode Arifin mengatakan, meriam-meriam tersebut memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi bagi masyarakat Buton. Dia meminta agar meriam-meriam tersebut segera dikembalikan ke tempat asalnya.
"Mendengar info yang ada sangat mengutuk keras barang inventaris kesultanan, namun setelah kami konfirmasi kepada Dandim, hanya merangkum yang terbengkalai dan tidak mengambil yang sudah terpasang," kata Kapitalao Sukanaeyo.
Saat ini, sudah ada tiga meriam yang telah diamankan di Markas Kodim 1413 Buton. Meski kondisinya sudah keropos, Lembaga Adat Kesultanan Buton dan Pemerintah Kota Baubau berharap meriam-meriam tersebut dapat dikembalikan ke tempat asalnya sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya Buton.
Kontroversi ini menjadi sorotan penting terkait pelestarian benda-benda bersejarah dan budaya di Indonesia. Diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak-pihak terkait untuk memastikan kelestarian warisan budaya bangsa.
Editor: Kurnia Illahi