Puluhan Dokter dan Tenaga Medis di Maros Mogok Kerja, Pasien Telantar
MAROS, iNews.id – Puluhan dokter spesialis dan tenaga medis di RSUD Salewangang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar aksi mogok kerja. Aksi ini membuat pelayanan terganggu. Puluhan pasien yang datang sejak pagi harus pulang dengan kecewa karena dokter tidak memberikan pelayanan.
Dari pantauan iNews, aksi mogok digelar puluhan dokter spesialis dan tenaga medis di halaman Poli RSUD Salewangang. Massa mempersoalkan transparansi pengelolaan dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan oleh manajemen rumah sakit. Mereka menuding ada penyelewengan dana tersebut sebesar 5 persen. Dana itu diduga mengalir ke sejumlah oknum yang berada dalam Pusat Pengendali Pelayanan Rumah Sakit atau (P3RS).
“Persoalan utama yang jadi fokus kami soal P3RS karena itu merembet ke persoalan lainnya sampai hari ini. P3RS ini dianggap sebagai sesuatu yang lumrah oleh manajemen,” kata salah seorang dokter spesialis yang mogok kerja, Hairuddin.
Menurut Hairuddin, pembentukan P3RS dan pemotongan dana itu tidak sesuai dengaan aturan. Dari konfirmasi ke pihak rumah sakit yang lain, bahkan ke BPJS Kesehatan yang menyebutkan, mereka tidak mengenal istilah P3RS.
“P3RS itu terus terang tidak ada di JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), tidak ada di BPJS Kesehatan. Pola kerjanya atau tupoksinya itu tidak jelas karena tumpang tindih. Ini yang kami pertanyakan,” katanya.
Menurut para dokter dan tenaga medis, pemotongan dana BPJS Kesehatan oleh P3RS membuat para dokter dirugikan. Selain itu, pemotongan dana juga membuat kinerja mereka selama ini terhambat lantaran kurangnya sarana dan prasarana penunjang di RSUD Salewangang.
Dalam aksinya, mereka meminta kepada Pemerintah Kabupaten Maros untuk membenahi sistem manajemen kesehatan menjadi lebih sehat dan efektif. Salah satunya dengan mereformasi sistem pelayanan dan informasi di rumah sakit.
Akibat aksi mogok kerja, puluhan pasien rawat jalan telantar. Sejumlah pasien yang datang sejak pagi untuk memeriksa kesehatan, harus pulang dengan kecewa karena dokter tidak membuka pelayanan di Poli RSUD Salewangang.
“Kami sudah menunggu empat jam, dari dari jam 07.00 pagi, tapi dokternya belum ada. Saya datang dengan ibu saya yang sakit DM (Diabetes Mellitus),” kata keluarga pasien, Ninik.
Menurut Ninik, kejadian seperti itu sangat merugikan pasien. Apalagi, para pasien tidak mendapat informasi yang jelas mengenai pelayanan yang terganggu. Mereka hanya diberitahu ada masalah internal.
“Kalau begini, pasien kan sangat dirugikan. Masalahnya tidak ada kejelasan dari pegawai penyebabnya apa dan sampai kapan. Selain itu, dokter kan banyak. Seharusnya dokter bisa bergantian melayani, jangan pasien yang dikorbankan,” kata Ninik.
Meski aksi ini diikuti oleh sebagian besar dokter, pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruangan rawat inap masih tetap normal. Pihak dokter juga berjanji akan terus menggelar mogok kerja sampai ada keputusan dari Pemkab Maros terkait tuntutan mereka.
Editor: Maria Christina