Profil Gereja Toraja, Sinode Protestan yang Dikunjungi Ganjar Pranowo Capres Nomor Urut 3
TORAJA, iNews.id - Profil Gereja Toraja menarik diulas. Gereja Toraja merupakan sebuah kelompok gereja Protestan terbesar di Sulawesi Selatan, bermula dari pekabaran injil misionaris Gereformeerde Zendingsbond-Belanda.
Pada tahun 1913, misi tersebut diwakili oleh Pdt. A.A. van de Loosdrecht, yang tragis terbunuh di Rantepao. Meski demikian, melalui pengorbanan mereka, jemaat-jemaat berkembang, dan pada 25 Maret 1947, terbentuklah Gereja Toraja yang mandiri.
Sejak pemberontakan DI/TII Kahar Muzakar, banyak anggota jemaat Gereja Toraja yang menjadi korban. Hingga tahun 2000, jumlah anggotanya mencapai 375.000 orang. Saat ini, kantor pusat Gereja Toraja berada di Rantepao, Sulawesi Selatan, dan gereja ini telah berkembang tidak hanya di Toraja tetapi juga di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri.
Dalam aspek pengakuan iman, Gereja Toraja mengikuti tradisi Reformasi dan menerima Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, Pengakuan Iman Athanasius, dan Katekismus Heidelberg. Dalam tata liturgi, Gereja Toraja mengalami perubahan setelah Sidang Sinode Am XXIV, dengan pengurangan liturgi Ibadah Hari Minggu menjadi 2 jenis dan penambahan pada liturgi Ibadah Hari Raya Gerejawi.
Sebagai bagian dari Gereja-gereja di seluruh dunia, Gereja Toraja merayakan 100 tahun Injil Masuk Toraja pada tahun 2013 dan memiliki sakramen Baptisan Kudus serta Perjamuan Kudus sebagai bagian dari tata liturgi mereka.
Liturgi ini yang mengacu pada Dokumen Lima (Liturgi Lima) dari Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC). Liurgi ini diterapkan secara serentak oleh seluruh jemaat Gereja Toraja pada Ibadah Minggu Adven pertama tahun 2016.
Dengan kunjungan hangat Ganjar Pranowo ke Sinode Protestan Gereja Toraja, tergambar sinergi antara pemimpin calon presiden dan komunitas agama. Melalui interaksi akrabnya dengan masyarakat Toraja, Ganjar Pranowo tidak hanya memperkuat hubungan dengan jemaat Gereja Toraja, tetapi juga menyoroti keindahan dan keramahan daerah tersebut.
Editor: Ihya Ulumuddin