Mengenal Mattompang Arajang, Ritual Sakral Sucikan Benda Pusaka Kerajaan Bone

BONE, iNews.id – Prosesi Mattompang Arajang kembali digelar sebagai rangkaian Peringatan Hari Jadi Bone ke-694 tahun. Ritual tersebut digelar di Halaman Rumah Jabatan Bupati Bone, Sabtu, (20/4/2024).
Mattompang Arajang merupakan ritual adat yang penuh kesakralan untuk menyucikan benda-benda pusaka Kerajaan Bone. Mattompang atau Mappepaccing berarti menyucikan. Sedangkan Arajang merujuk pada benda atau sekumpulan benda pusaka.
Biasanya, Mattompang dilakukan dalam rangka hari jadi Bone dan meliputi beberapa tahapan, seperti pengambilan air dari sumur-sumur tertentu untuk pembersihan Arajang.
Selain itu, pengucapan kata-kata permohonan izin oleh para bissu (pendeta adat) dan prosesi pencucian benda pusaka yang dilakukan oleh pandai besi kerajaan dengan diiringi tarian serta musik tradisional.
Mattompang Arajang tidak hanya penting secara budaya, tetapi juga sebagai cara untuk merawat dan melestarikan sejarah serta identitas lokal Kabupaten Bone.
Pada proses sakral itu, dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin bersama Kapolda Sulsel Andi Rian R Djajadi. Turut hadir Penjabat Ketua TP PKK Sulsel Sofha Marwah Bahtiar, dan sejumlah kepala daerah di Sulsel.
Pj Bupati Bone, Andi Islamuddin mengatakan, Hari Jadi Bone bertambah baik dengan kehadiran Pj Gubernur yang siap berkontribusi dan membawa kebermanfaatan untuk Kabupaten Bone.
"Hari ini kita berkumpul dalam suatu harapan kebaikan di mana kebersamaan akan terus terjaga," ujar Islamuddin.
Sementara, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyampaikan, kata atau frasa Bone bukan sekadar tempat lahir atau daerah administrasi. Bone, kata dia merupakan sistem hidup dan nilai.
"Jadi kata Bone atau frasanya itu mengandung nilai dan identitas. Bagi orang yang lahir dan besar di Bone itu terpatri dan masuk ke dalam sum-sum tulangnya sebagai orang Bone lahir dan batin. Bahkan rela mengorbankan jiwa dan raganya demi Bone," kata Bahtiar.
Menurutnya, di usia 694 tahun, Bone dalam perjalanan dan manusia yang membentuk nilai peradaban. Dia menyampaikan, kehebatan dan peran diaspora dari Bone di berbagai belahan dunia.
"Di mana pun kita merantau, selalu kita membawa identitas kita," katanya.
Ulang tahun ini dinilai sekaligus menjadi momentum kita mengembalikan marwah dan meneguhkan kembali jiwa-jiwa orang Bone yang kuat dan berjiwa petarung.
"Di usia ke-694 Bone ini, mengingatkan agar berkarakter Bone sejatinya menjadi pemimpin di mana pun, memegang teguh kepribadian, bukan hanya di bibir, tetapi mencontohkan dan menjadi teladan di kehidupan sehari-hari," ucapnya.
Pada kesempatan itu, di depan tamu yang berasal dari kerajaan se-Nusantara serta negara sahabat, dia menyampaikan, pesan-pesan dalam Pappaseng.
"Narekko meneloriwi atinna padammu rupatau abbereang toi atimmu, yang berarti, kalau engkau mengharapkan hati orang lain, berikanlah juga hatimu. Wejangan ini mengajarkan agar kita selalu berbuat baik dan ikhlas terhadap sesama manusia," ucapnya.
Editor: Kurnia Illahi