Masjid Berbentuk Ka’bah di Makassar Jadi Obat Rindu Berkunjung ke Baitullah
                
            
                MAKASSAR, iNews.id – Sebuah masjid yang terletak di sudut Jalan Paccinang Raya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki bentuk yang tergolong unik dan berbeda dari biasanya. Bagian luar Masjid Al Fatih Al Anshar yang berdiri sejak tahun 2014 itu berbentuk Ka’bah.
Masjid ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah maupun warga Makassar melewati area tersebut. Apalagi di bulan Ramadan saat ini, masjid tersebut ramai dikunjungi warga untuk mengaji.
                                    Meski bukan bangunan Ka'bah asli keberadaan masjid ini sebagai obat kerinduan masyarakat yang ingin berkunjung ke Baitullah
Masjid berkonsep bangunan Ka'bah ini dilengkapi dengan ukiran lafaz Allah di setiap dinding. Selain itu juga ada hajar aswad di sudut bangunan ka'bah jika dilihat dari bagian depan.
                                    Pendiri Masjid, Mustamin Ashor mengaku mendapat hidayah atau bisikan untuk mendirikan bangunan masjid ini saat perjalanan haji ke Makkah.
“Jadi memang bangunan masjid tanpa kubah. Sementara jika tanpa kubah harus ada ciri khas bahwa bangunan tersebut adalah masjid. Makanya ada miniatur Ka’bahnya,” Imam Masjid, Ustaz Harun Kahar.
                                    Masjid ini berdiri di area seluas 600 meter dengan lebar 9 meter, panjang 17 meter dan tinggi ka'bah 12 meter. Ukuran tersebut memiliki makna tersendiri.
Angka 9 merupakan angka penanggalan Arab didirikanya bangunan masjid yaitu di bulan 9 atau September 2014. Angka 17 merupakan jumlah rakaat salat lima waktu. Sementara 12 meter tinggi bangunan Ka'bah bermakna 5 Rukun Islam, 6 Rukun Iman dan 1 merupakan Allah SWT.
Sementara, bagian interior Masjid Ka'bah terdapat ornamen klasik yang digabungkan dengan unsur modern. Di dinding bangunan masjid lantai satu terdapat sejumlah lafaz Allah dan tulisan Arab. Sementara di lantai dua terdapat sebuah ornamen kayu berbentuk pohon yang dihiasi 99 nama-nama Allah SWT pada setiap daun pohon.
Editor: Dita Angga Rusiana