Masjid Al Markaz Makassar, Baitullah yang Dibangun Jenderal TNI di Era Soeharto
MAKASSAR, iNews.id - Masjid Al Markaz Makassar merupakan baitullah yang dibangun seorang Jenderal TNI di era Soeharto. Rumah ibadah megah ini ternyata terinsipirasi Masjidil Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah.
Masjid monumental tersebut berdiri kokoh sebagai pusat peradaban dan pengkajian Islam serta mencerminkan kebanggaan dan identitas masyarakat Sulawesi Selatan yang agamis.
Bangunan rumah ibadah ini dirancang oleh arsitek yang telah menggawangi pembuatan berbagai masjid besar, Ir Ahmad Nu'man. Arsitekturnya terinspirasi dari Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Meski begitu, bentuk masjid tidak melupakan unsur arsitektur khas Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat dari atap berbentuk kuncup segi empat yang mengambil ilham dari Masjid Katangka, Gowa masjid tertua di Sulawesi Selatan dan rumah Bugis-Makassar.
Secara keseluruhan, pondasi bangunan sangat kuat dengan 450 tiang pancang berkedalaman 21 meter. Untuk bagian atap digunakan bahan tembaga atau tegola buatan Italia. Dinding lantai satu menggunakan keramik, sedangkan lantai dua dan tiga dari batu granit.
Dinding mihrab juga berbahan granit hitam berhiaskan ragam kaligrafi segi empat dari tembaga kekuning-kuningan. Kaligrafi ini terdiri dari beberapa ayat dan surat Al-Quran.
Tulisan di mihrab di antaranya tulisan 'Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah'. Sementara itu, di atas mihrab tertulis surat Al Baqarah 144, 'Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.'
Masjid juga memiliki menara setinggi 84 meter, dengan ukuran 3x3 meter. Tinggi menara ini hanya kurang satu meter dari menara Masjid Nabawi. Pada ketinggian 17 meter menara tersebut terdapat bak penampungan air bervolume 30 meter kubik.
Keunikan lain masjid ini terletak pada namanya. Sejak akhir Desember 2005, melalui rapat pengurus Yayasan Islamic Center di Jakarta, disepakatilah nama Al Markaz Al lslami Jenderal M Jusuf.
Nama ini merupakan penghargaan terhadap mantan Ketua BPK (alm) Jenderal M Jusuf, pencetus gagasan pembangunan kompleks masjid dan pendidikan Islam tersebut.
Namun kala itu Jenderal M Jusuf meminta kepada pengurus agar tidak menggunakan namanya untuk masjid kecuali jika 'waktunya sudah tepat'.
Para pengurus menafsirkan bahwa M Jusuf tidak menolak namun meminta penyematan nama tersebut dilakukan setelah beliau tiada.
Akhirnya disepakati, untuk sementara, nama yang digunakan untuk masjid yang berdiri di bekas kampus Universitas Hasanuddin itu Masjid Al Markaz Al Islami (Masjid Pusat Islam atau Masjid Islamic Center).
Hingga kini nama Al Markaz Al Islami itu tetap dipertahankan dan akan dilengkapi dengan nama pemrakarsa dan pendirinya, yakni Jenderal M Jusuf. Dengan demikian, masjid ini secara lengkap akan bernama Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal