Mahasiswa di Makassar Kritis Tertabrak Mobil Barracuda Polisi saat Demonstrasi

MAKASSAR, iNews.id –Seorang mahasiswa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kritis setelah tertabrak mobil barracuda kepolisian saat membubarkan demonstrasi di kota itu, Jumat (27/9/2019). Saat ini, korban bernama Dicky Wahyudi (20), masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina Makassar.

Detik-detik saat mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bosowa Kota Makassar itu tertabrak terekam dalam video amatir. Terlihat Dicky awalnya terjatuh dan langsung tertabrak mobil barracuda milik polisi yang melaju. Saat kejadian, polisi tengah membubarkan aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa di Jalan Urip Sumiharjo, Kota Makassar.

Baca Juga

2 Mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari Tewas dalam Demonstrasi Ricuh

Dalam rekaman tersebut tampak jelas, polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Korban langsung berlari kencang bersama ratusan mahasiswa lainnya di tengah jalan untuk menghindari gas air mata. Namun, korban terjatuh dan tertabrak mobil barracuda polisi yang berusaha menghalau demonstran.

Mahasiswa Dicky Wahyudi (20), yang tertabrak mobil barracuda polisi di Kota Makassar, Sulsel, masih dirawat di RS Ibnu Sina Makassar, Sabtu (28/9/2019). (Foto: iNews/Muhammad Nur Bone)

Baca Juga

Mahasiswa di Bone Lakukan Aksi Pembakaran di Ruang Sidang Paripurna DPRD

Informasi diperoleh, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 20.00 Wita. Akibat kejadian itu, Dicky yang masuk ke kolong mobil barracuda mengalami luka parah dan kritis.

“Teman-teman saat kejadian dipukul mundur oleh polisi dengan gas air mata. Saat itu, saudara Dicky ini ditabrak barracuda sehingga mengalami luka dalam,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unibos Iwaldo Azis, Jumat malam.

Iwaldo mengatakan, korban Dicky luka-luka di bagian wajah dan dada. Selain itu, banyak gas air mata mengendap di paru-parunya sehingga korban harus menjalani operasi.

“Dia mengalami luka di bagian dada, giginya ada yang patah, dan wajahnya juga luka. Dia harus dioperasi karena banyak gas air mata di paru-parunya,” ujar Iwaldo.

Editor: Maria Christina