Kunjungi Keuskupan Agung Makassar, Mahfud Sebut Teroris Paling Banyak Ditangkap di Sulsel
                
            
                MAKASSAR, iNews.id - Pascaledakan bom di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Mabes Polri masih terus memburu jaringan teroris. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebutkan, sampai saat ini, penangkapan terduga teroris terbanyak dari Sulsel.
Mahfud yang memberikan keterangan usai mengunjungi Keuskupan Agung Makassar, Jumat (23/4/2021), mengatakan, hal itu berdasarkan informasi dia terima sampai hari ini. Sudah ada 83 orang terduga teroris yang ditangkap, pascaledakan bom di Gereja Katedral Makassar pada Minggu 28 Maret 2021 lalu.
                                    "Sampai hari ini ada 83 orang sudah ditangkap dan 33 orang jumlah terbesar di Sulsel daerah Makassar, sehingga menjadi catatan di sini paling banyak," kata Mahfud.
Namun, mantan menteri pertahanan itu mengatakan, penangkapan teroris di daerah lain juga dilakukan aparat keamanan seperti di Yogyakarta, Semarang hingga Jakarta.
                                    Masalahnya, ketika ada tindakan penangkapan tindakan hukum, pemerintah harus ikut aturan hukum sehingga harus hati-hati tidak sembarang tangkap orang.
"Sementara teroris itu tidak ada aturan, dia mau membunuh, mau ngebom, bom aja sehingga jangan dipikirkan pemerintah itu lambat," kata Mahfud.
                                    Mantan anggota DPR ini menekankan, penanganan terorisme di Indonesia tidak lambat. Sebab, sudah ada 83 orang terduga yang tertangkap.
"Artinya, ini cepat. Tapi harus hati-hati, harus ada bukti kalau mau tangkap orang, berbeda dengan teroris tidak ada aturan," ujarnya.
Dia juga menegaskan, teroris tidak mewakili agama tertentu. "Buktinya, bahwa teroris itu tidak mewakili agama tertentu, kalau terorisnya kukuh memperjuangkan Islam ini yang korbannya juga orang Islam ada lima muslim. Jadi, itu tidak mewakili agama tertentu, itu kejahatan yang luar biasa saja," katanya.
Kedatangan Menkopolhukam ke Gereja Katedral Makassar didampingi Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, serta jajaran pimpinan Polda Sulsel dan Kodam XIV Hasanuddin dengan pengawalan ekstra ketat.
"Kita harus lawan sama-sama. Semua harus lawan teroris ini dan negara sudah berbagai tugas tadi dengan tokoh agama. Negara tegakkan hukum menangkap pelakunya. Tokoh agama, gereja, masjid, pura, klenteng dan lainnya menjamin kesadaran umat agar hidup damai dan rukun, itu aja," katanya.
Uskup Agung Makassar Johannes Liku Ada usai pertemuan di Gereja Katedral Makassar mengemukakan, umat Katolik Keuskupan Agung Makassar mengucapkan terima kasih karenas Menkopolhukam menyempatkan hadir ke Makassar pascaledakan bom itu.
Pihaknya berharap, peristiwa bom bunuh diri di depan pagar Gereja Katedral pada 28 Maret 2021, tidak terjadi lagi. Umat Katolik juga mempercayai pemerintah serius dalam hal pemberantasan terorisme.
"Khususnya kami para pelayan pemimpin agama mempunyai tugas untuk memberi kesadaran kepada masing-masing menyangkut hal yang sebetulnya tidak ada kaitannya dengan agama. Tidak ada agama yang membenarkannya aksi terorisme," katanya.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Zulpan sebelumnya menyebutkan, Densus 88 Antiteror dibantu tim Polda Sulsel kembali menangkap tiga terduga teroris. Namun, dia enggan merinci lokasi penangkapannya.
Dari pengembangan kasus sejauh ini, tercatat total terduga teroris yang ditangkap di sejumlah daerah di Sulsel sebanyak 36 orang. Jumlah ini bertambah tiga orang dari jumlah yang lalu sebanyak 33 orang setelah aksi bom bunuh diri di gereja setempat, Minggu 28 Maret 2021.
Editor: Maria Christina